Nego Tarif Trump, Garuda Indonesia Mau Borong Pesawat Boeing

5 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan membeli armada pesawat dari Boeing. Jumlahnya diperkirakan mencapai 79 unit pesawat.

Erick menyampaikan, pembelian pesawat dari Boeing menjadi bagian tak terpisahkan dalam upaya negosiasi tarif resprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Boeing sendiri merupakan perusahaan produsen pesawat asal Negeri Paman Sam.

"Termasuk pengadaan pesawat terbang yang memang kita masih kurang," kata Erick Thohir, ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Rabu (9/7/2025).

Dia menjelaskan, rencana transaksi itu akan menggunakan perjanjian baru, mengingat perjanjian lama telah gugur sebab restrukturisasi dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

"Dengan agreement baru, ya, bukan agreement yang lama. Kalau agreement yang lama kan sudah selesai, sudah gugur di PKPU. Jadi ini yang baru. Jumlahnya makanya naik kan kalau enggak salah jadi 79," ungkap Erick.

Pendukung Negosiasi Tarif AS

Dia menyebut Garuda Indonesia dan Pertamina jadi pendukung dalam negosiasi tarif AS. Bagiannya dalam melakukan transaksi pembelian komoditas dari AS. Pertamina sendiri berencana mengalihkan sumber impor minyak mentahnya ke AS.

"Semua nanti tunggu Pak Menko ya, kan Pak Menko sudah sebutkan rangkanya USD 34 billion (miliar) kalau gak salah, komponen itu mungkin yang terbesar dari Pertamina dan tentu Garuda," tandas Erick Thohir.

Danantara Suntik Modal Rp 6,6 T

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memberikan dukungan awal berupa pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai USD 405 juta, atau setara Rp 6,65 triliun kepada PT Garuda Indonesia Tbk. Pinjaman ini untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar USD 1 miliar.

Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria menyampaikan bahwa langkah ini merupakan wujud dari pendekatan baru dalam restrukturisasi dan transformasi Garuda Indonesia di bawah pengelolaan Danantara.

"Kami bukan sekadar memberikan pendanaan, namun kami hadir sebagai pemegang saham dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional. Melalui Danantara Asset Management, kami akan memastikan proses transformasi berjalan sesuai rencana, dan setiap tahapan akan dievaluasi secara berkala berdasarkan capaian dan akuntabilitas," ungkapnya, Selasa (24/6/2025).

Optimalisasi Bisnis

Dony menjelaskan, dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja.

"Seluruh proses implementasi rencana transformasi ini akan diawasi dengan sistem tata kelola berstandar internasional. Didampingi Independent Financial Controller untuk mengawasi penggunaan dana dan Aviation Industry Expert yang memberikan keahlian teknis, melakukan benchmarking dengan standar industri global, serta memastikan penerapan praktik terbaik dalam proses transformasi Garuda Indonesia," tuturnya.

Siapkan Armada Pesawat

Adapun kolaborasi fase awal ini difokuskan pada perawatan dan peningkatan kesiapan operasional armada Garuda Indonesia Group, baik untuk Garuda Indonesia sebagai full service carrier (FSC) maupun Citilink sebagai low cost carrier (LCC).

Selanjutnya, dukungan pembiayaan tersebut akan diikuti oleh berbagai langkah yang berfokus pada optimalisasi kinerja operasional dan keuangan guna mendukung transformasi bisnis jangka panjang menjadi maskapai penerbangan yang berkelanjutan.

Menurut Dony, transformasi bersama Danantara ini menandai dimulainya fase lanjutan dari transformasi Garuda Indonesia. "Yang sebelumnya telah dijalani pada 2021-2024 melalui restrukturisasi fundamental operasional dan keuangan dengan tujuan memastikan keberlanjutan usaha perusahaan," imbuhnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |