Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui program Koperasi Merah Putih resmi meluncurkan lebih dari 80 ribu koperasi desa sebagai strategi pemotongan rantai pasok yang selama ini dikuasai oleh tengkulak dan rentenir.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut koperasi akan menjadi ujung tombak ekonomi desa yang lebih adil dan mandiri. Koperasi tak lagi sekadar wadah simpan pinjam, tapi akan menjadi pusat distribusi dan produksi masyarakat desa.
"Inilah semangat yang mendasari terbentuknya Koperasi desa Kelurahan Merah Putih, Koperasi yang tidak hanya menjadi wadah produksi dan distribusi, tetapi juga untuk memotong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir," kata Zulkifli dalam sambutannya dipeluncuran Kelembagaan 80.000 Kopdes Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).
Lebih lanjut, Zulkifli menegaskan bahwa ketergantungan petani dan nelayan terhadap tengkulak selama ini terjadi karena tidak adanya lembaga yang hadir di tengah masyarakat untuk melindungi mereka secara sistematis. Koperasi Merah Putih hadir menjawab kekosongan itu, dengan pendekatan berbasis kebutuhan lokal.
Koperasi akan bergerak di banyak sektor strategis, mulai dari penyediaan sembako, LPG 3 kg, pupuk, pembayaran listrik, hingga jasa keuangan digital.
Dengan menghadirkan layanan lengkap ini, koperasi akan menjadi alternatif utama bagi masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Semua transaksi yang sebelumnya bergantung pada pihak luar kini bisa dikelola sendiri oleh desa.
Koperasi Bukan Solusi Lama, Tapi Harapan Baru
Kritik terhadap koperasi sebagai lembaga yang gagal dalam sejarah Indonesia cukup kuat. Namun dalam program Koperasi Merah Putih, pemerintah ingin membuktikan bahwa koperasi tetap relevan, asal didesain dengan benar.
"Kami menyadari dalam membangun kedaulatan ekonomi desa, kita tidak memilih cara yang mudah, karena berkali-kali Koperasi dianggap oleh publik tidak berhasil, tetapi kita memilih cara yang benar, cara yang benar berarti memperkuat bidang usahanya terlebih dahulu, atau bisnis model," ujarnya.
Untuk menghindari kegagalan masa lalu, pemerintah tidak hanya membentuk koperasi lalu ditinggalkan. Oleh karena itu, 1 juta pengelola telah disiapkan untuk mendampingi koperasi agar benar-benar berjalan.
Kopdes Merah Putih Manfaatkan Aset Desa yang Sudah Ada
Koperasi Merah Putih juga akan memanfaatkan aset-aset yang sudah ada, seperti balai desa dan sekolah tidak terpakai, agar tidak membebani anggaran baru. Dengan mengintegrasikan seluruh potensi lokal, koperasi diharapkan bisa berjalan secara organik dan berkelanjutan.
"Kami memulai dengan memanfaatkan aset yang sudah ada, seperti balai desa, gedung sekolah yang tidak terpakai setiap desa, aset pemerintah lainnya, dan semua potensi lokal yang selama ini tersebar, kita integrasikan dan kita gerakkan bersama-sama," ujar Zulkifli.
Jika implementasi berhasil, koperasi akan menjadi pelindung ekonomi rakyat dan pengganti dominasi tengkulak yang selama ini merugikan petani dan nelayan.