Liputan6.com, Jakarta Di tengah era transformasi digital yang kian cepat, pemanfaatan teknologi terbukti menjadi pendorong utama pertumbuhan dan efisiensi pelaku usaha. Baik skala mikro, kecil, menengah hingga besar, adopsi teknologi kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk bertahan dan berkembang di tengah kompetisi pasar digital yang kian dinamis di Indonesia.
Di tengah tantangan global dan domestik seperti fluktuasi harga bahan baku, inflasi, hingga disrupsi rantai pasok, teknologi menjadi alat utama untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
UMKM yang terdigitalisasi memiliki peluang peningkatan pendapatan hingga 80 persen dibanding yang belum mengadopsi solusi digital.
Keberadaan teknologi memungkinkan pelaku usaha mengoptimalkan proses bisnis, menekan biaya operasional, dan mempercepat layanan. Ini sangat krusial untuk tetap kompetitif di era digital.
Digitalisasi tidak hanya berperan dalam efisiensi, tetapi juga membuka jalan bagi pelaku usaha untuk naik kelas, dari informal ke formal, dari lokal ke nasional, bahkan ke global.
Dalam lanskap ekonomi yang terus berubah, investasi dalam digitalisasi bukan hanya soal bertahan hidup. Tetapi tentang menyiapkan pelaku usaha agar mampu berkembang, bersaing, dan menciptakan nilai tambah jangka panjang.
PT Squadra Pocket Rocket yang kini hadir sebagai Squadra Teknologi, memperkenalkan diri sebagai ekosistem Software as a Service atau SaaS baru, lewat aplikasi SquadraX, Squadra POS dan Squadra Menu.
“Kami melihat bahwa kebutuhan digitalisasi bisnis di Indonesia sangat tinggi, namun belum semua pelaku usaha memiliki akses terhadap solusi yang tepat dan terjangkau. Squadra Teknologi hadir menjawab kebutuhan tersebut,” kata Marketing PT Squadra Pocket Rocket, Mayuna.
Pelaku Usaha Mikro
SquadraX hadir dikhususkan bagi pelaku usaha mikro seperti pedagang keliling, UMKM dan tenant kuliner. Aplikasi ini punya fitur berupa pencatatan transaksi, manajemen armada (rider apps), pengelolaan stok dan gudang (warehouse), hingga laporan penjualan.
Sementara itu, Squadra POS menyasar segmen bisnis yang lebih mapan seperti restoran, kafe, dan retail modern. Sistem POS ini menawarkan fitur seperti pemrosesan pesanan, integrasi dengan Squadra Menu (menu digital QR), laporan keuangan real-time, serta sinkronisasi lintas perangkat untuk operasional yang lebih lancar.
Pocket Rocket, dirancang untuk perangkat mobile agar pemilik bisnis dapat memantau operasional usaha secara real-time di mana saja.
“Semua dalam satu genggaman melalui perangkat mobile sebagai solusi digital UMKM yang sangat praktis,” kata Mayuna.
Kementerian UMKM Siapkan 4 Langkah Hadapi Risiko Banjir Produk China
Sebelumnya, menghadapi risiko lonjakan produk impor dari China karena perang dagang, empat langkah strategis disiapkan Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Kementerian UMKM). Hal ini untuk melindungi dan memperkuat posisi UMKM dalam pasar domestik dan global.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Adha Damanik seperti dikutip dari Antara, Sabtu (21/6/2025).
"Banyak laporan kepada kami terkait kekhawatiran yang disampaikan (lonjakan produk impor dari China). Namun saya sampaikan, ada empat hal yang kita lakukan,” ujar dia.
Pertama, Kementerian UMKM memperkuat aspek regulasi dengan berkoordinasi secara intens bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Hal ini bertujuan menciptakan kebijakan perdagangan yang lebih berpihak pada UMKM, agar mereka dapat meraih manfaat maksimal dari setiap aktivitas perdagangan.
Kedua, kementerian juga mempermudah akses standarisasi dan sertifikasi produk bagi pelaku UMKM, misalnya sertifikasi halal, nomor induk berusaha (NIB), hingga izin edar BPOM.
Riza menuturkan, sertifikasi ini perlu dipandang tidak lagi sekadar bentuk kepatuhan, tetapi dipandang sebagai instrumen untuk peningkatan daya saing dan produktivitas.
Ia mencontohkan, saat ini sebagian konsumen cenderung menolak membeli produk yang tidak memiliki sertifikasi halal ketika berbelanja di supermarket.
Dahulu, sertifikasi halal hanya dipandang sebagai bentuk kepatuhan semata, namun kini telah bertransformasi menjadi kebutuhan penting untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas usaha.
Akses Sertifikasi
Hal yang sama, menurut Riza, juga berlaku apabila UMKM ingin menembus pasar global, di mana sertifikasi dan standarisasi produk menjadi syarat mutlak.
"Banyak catatan yang disampaikan bahwa UMKM kesulitan mendapatkan akses sertifikasi ini. Kemudahan-kemudahan ini yang kita ingin jawab. Dan Alhamdulillah, kami telah melakukan konsolidasi dengan sejumlah kementerian/lembaga untuk memberikan pelayanan-pelayanan kemudahan bagi UMKM kita untuk mendapatkan akses sertifikasi dan legalisasi usaha,” ujar dia.
Langkah ketiga, penguatan ekosistem UMKM khususnya sektor produksi yang dilakukan melalui perluasan akses pembiayaan.
Adapun pemerintah menargetkan sebanyak 60 persen dari total plafon kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun dapat terserap ke sektor produksi.