Amerika Serang Iran, Harga Minyak Dunia Siap-Siap Meroket ke Level Segini

5 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi bahwa pasukan udara AS telah menjatuhkan bom pada tiga situs nuklir utama Iran, Fordow, Natanz, dan Esfahan.

Langkah ini menjadi babak baru dalam agresi militer terhadap Republik Islam Iran, yang sebelumnya sudah diserang Israel selama sepekan penuh dalam Operasi Rising Lion. Amerika Serikat tak hanya menjadi penyokong dari balik layar, kini tampil sebagai pelaku langsung.

Konflik bersenjata antara AS, Israel, dan Iran akan mengakibatkan lebih dari sekadar korban jiwa dan reruntuhan. Dampak paling langsung adalah melonjaknya harga minyak dunia.

Iran adalah produsen minyak terbesar keempat OPEC dan penjaga jalur kritis yaitu Selat Hormuz. Sekitar 20% suplai minyak global melewati selat ini. Satu ledakan saja, satu rudal nyasar, cukup untuk memicu disrupsi yang menelan triliunan dolar kerugian global.

"Sejak kabar serangan udara dikonfirmasi, pasar berjangka minyak mentah melonjak tajam. Dalam waktu singkat, harga minyak menyentuh USD 80 per barel dari sebelumnya menyentuh USD 78 per barel," kata Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat dalam keterangan tertulis, Minggu (22/6/2025).

Prediksi Harga Minyak

Diprediksi dalam 1 minggu ke depan bila ketegangan berlanjut bisa mencapai USD 110 per barel Bahkan, jika Iran benar-benar memblokir Selat Hormuz, harga bisa menembus USD 150–USD 170 per barel.

Efek domino dari ini sangat luas, yaitu inflasi global, biaya logistik yang membengkak, tekanan fiskal bagi negara berkembang, dan tentu saja, ancaman resesi. Negara-negara pengimpor energi seperti Indonesia akan sangat terpukul.

Pemerintah akan dihadapkan pada pilihan sulit: menaikkan harga BBM atau menambah subsidi yang akan memperlebar defisit anggaran. Keduanya berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.

"Ini adalah pukulan telak bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi dan krisis pangan global," tutur dia.

AS Gempur 3 Situs Nuklir Iran, Trump Umumkan Serangan Udara Berhasil

Sebelumnya, Badan Energi Atom Iran mengonfirmasi bahwa tiga fasilitas nuklir mereka—Fordo, Isfahan, dan Natanz—menjadi sasaran serangan pada Minggu (22/6/2025) dini hari. Meski demikian, pihak Iran menegaskan tidak akan menghentikan aktivitas nuklirnya.

"Terlepas dari konspirasi jahat para musuh, kami tidak akan membiarkan pembangunan industri strategis ini terhenti. Ini adalah hasil perjuangan dan pengorbanan para martir nuklir kami," demikian pernyataan resmi dari Organisasi Energi Atom Iran, dikutip dari laman AP, Minggu (22/6).

Serangan tersebut merupakan aksi militer langsung pertama Amerika Serikat ke wilayah Iran, dalam upaya memperlemah program nuklir Teheran. Keputusan ini menandai eskalasi besar dalam konflik yang sebelumnya hanya melibatkan Israel dan Iran.

Diumumkan Donald Trump

Presiden AS Donald Trump mengumumkan sendiri serangan ini melalui media sosial.

"Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordo, Natanz, dan Isfahan," tulis Trump.

"Seluruh pesawat telah meninggalkan wilayah udara Iran dan kembali dengan selamat. Muatan bom terbesar dijatuhkan di Fordo."

Dalam unggahan berikutnya, Trump menyebut momen ini sebagai "bersejarah" bagi Amerika Serikat, Israel, dan dunia. Ia menambahkan bahwa Iran kini harus memilih untuk mengakhiri perang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun menyambut positif langkah Trump. Dalam pesan videonya, Netanyahu menyebut serangan itu sebagai "keputusan berani" yang akan "mengubah sejarah." Ia memuji kekuatan AS yang menurutnya berhasil melakukan apa yang negara lain tak sanggup lakukan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |