Melihat Gerak Harga Emas Dunia Sepekan, Bikin Untung atau Buntung?

5 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Pasar keuangan global, khususnya Wall Street, saat ini mengalami perpecahan sentimen antara optimisme dan kehati-hatian. Di sisi lain, investor mulai kembali menunjukkan minat pada aset safe haven seperti emas, terutama di tengah gejolak politik yang mengguncang pasar.

Melansir Kitco News, Minggu (20/7/2025), harga emas sepanjang pekan ini lebih banyak mengabaikan isu seputar tarif perdagangan. Fokus utama pasar tertuju pada potensi intervensi politik terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed), yang menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar.

Harga emas spot sempat dibuka awal pekan di level USD 3.366,60 per ons dan beberapa kali mencoba menembus resistance di area USD 3.375. Namun, upaya tersebut gagal sebanyak empat kali. Setelah itu, harga emas mengalami penurunan signifikan, turun hingga menyentuh level support jangka pendek di USD 3.342.

Pergerakan rebound sempat terjadi di sesi Asia, dengan harga kembali naik ke level USD 3.365. Tapi kenaikan itu tidak bertahan lama karena harga kembali tertekan hingga menyentuh USD 3.322.

Setelah penurunan tersebut, emas mulai bergerak dalam pola sideways yang cukup sempit, yaitu di kisaran USD 3.320 hingga USD 3.342 per ons.

Namun, pasar kembali bereaksi tajam ketika beredar rumor pemerintahan Donald Trump memperkirakan Ketua The Fed Jerome Powell akan mengundurkan diri. Isu ini memicu lonjakan harga emas, dengan spot gold melonjak dari USD 3.325 ke USD 3.363 hanya dalam waktu 45 menit.

Prediksi Analis

Dalam Survei Emas Mingguan Kitco News, para analis industri terlihat masih terbelah pandangan soal arah harga emas dalam jangka pendek. Sementara itu, para investor ritel menunjukkan optimisme seperti biasanya dengan bias bullish yang konsisten.

Analis pasar senior di Barchart.com, Darin Newsom mengatakan emas akan naik dan tidak ada yang berubah akibat ketidakpastian.

"Naik. Tidak ada yang berubah. Ketidakpastian tertentu masih merajalela. Sementara itu, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal berikutnya semakin dekat dengan kurva forward Fed fund futures yang menunjukkan tidak ada perubahan dalam suku bunga Fed fund setidaknya hingga pertemuan bulan Oktober,” ujarnya.

Sementara itu, analis dari Commerzbank memberikan pandangan berbeda dengan mencatat bahwa harga emas mulai menunjukkan tanda-tanda melemah.

“Meskipun dolar AS jatuh ke level terlemahnya terhadap euro dalam empat tahun terakhir di awal bulan, emas kurang lebih tetap berada di level tepat di bawah USD 3.400 per troy ons,” catat mereka. 

Pandangan Optimis

Pandangan optimis juga disuarakan oleh Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International.

“Lebih tinggi. Kekhawatiran atas nasib Ketua Federal Reserve, ketegangan di Timur Tengah, Timur Jauh, dan Eropa, serta tren pelemahan dolar AS yang jelas, semuanya mendukung harga emas yang lebih tinggi,” tutur Checkan

Hal serupa juga diungkapkan oleh James Stanley, Senior Market Strategist di Forex.com. Ia memprediksi harga emas akan tetap naik. Hal ini dilihat dari support garis tren emas pada sepekan terakhir.

Menurutnya, Emas merespons dengan sangat baik terhadap support garis tren minggu ini. Menurut Stanley para pembeli masih belum keluar dari situasi tersebut. 

“Telah terjadi stagnasi di sekitar 3350/3362, tetapi saya masih belum memiliki bukti bahwa penjual mampu mengambil alih untuk sesuatu yang lebih dari sekadar pullback jangka pendek,” ujar Stanley.

Namun, Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, punya pandangan yang lebih hati-hati. Ia menilai bahwa kemungkinan besar The Fed belum akan melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

“Saya masih berpikir bahwa Jerome Powell khususnya enggan untuk memotong suku bunga. Saya pikir ada tiga alasan utama untuk itu,” ujarnya. 

Hasil Survey Kitco

Minggu ini, 15 analis berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News, dengan hanya satu pakar Wall Street yang kembali mempertahankan posisi bearish mereka. Delapan pakar, atau 53%, masih memperkirakan harga emas akan naik selama pekan depan, sementara satu analis, mewakili 7%, memperkirakan penurunan harga. 

Sebanyak enam analis lainnya, atau 40%, memperkirakan logam kuning akan bergerak sideways minggu depan. Sementara itu, 223 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco, dengan investor pasar utama kembali ke mayoritas bullish mereka setelah satu pekan penuh keraguan. 

Adapun 138 pedagang ritel, atau 62%, memperkirakan harga emas akan naik minggu depan, sementara 38, atau 17%, memperkirakan logam kuning akan kehilangan nilainya. 47 investor lainnya, atau 21%, memperkirakan harga akan terus berkonsolidasi selama pekan depan.

Sentimen Sepekan 

Berita ekonomi sepekan ini akan didominasi oleh keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa, dengan data manufaktur dan perumahan juga akan dirilis.

Pada Selasa, Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menyampaikan pidato pembukaan di sebuah acara di Washington, D.C. Meskipun kemungkinannya kecil, para pelaku pasar akan sangat antusias menantikan apakah ia akan menanggapi serangan Presiden Trump baru-baru ini.

Rabu akan dirilis data Penjualan Rumah Bekas AS untuk bulan Juni, diikuti oleh keputusan kebijakan moneter ECB pada hari Kamis, data awal PMI S&P, klaim pengangguran mingguan AS, dan Penjualan Rumah Baru. Data terakhir yang perlu diperhatikan adalah rilis data Barang Tahan Lama AS untuk bulan Juni pada Jumat pagi. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |