Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah tokoh menyampaikan ucapan duka cita dan kenangan atas meninggalnya Ekonom dan Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie. Kwik Kian Gie meninggal dunia pada Senin, 28 Juli 2025 pukul 22.00 WIB pada usia 90 tahun.
Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyampaikan rasa kehilangan atas kepergian Kwik Kian Gie. Ia menilai, Kwik Kian Gie merupakan ekonom yang kritis dan analisis yang tajam. Melalui akun instagramnya @chatibbasri, Chatib menceritakan saat berdebat dengan Kwik Kian Gie mengenai defisit transaksi berjalan.
"Kehilangan besar untuk kita. Seorang pengamat ekonomi yang kritis dengan analisa yang tajam telah pergi. Saya ingat perdebatan saya dengan Pak Kwik dalam beberapa seri di Harian Kompas tahun 1997 soal defisit transaksi berjalan,”demikian seperti dikutip dari akun instagramnya.
Ia mengatakan, saat itu ia masih mahasiswa. Sementara itu, Kwik Kian Gie sudah menjadi salah satu ekonom yang kredibel.
"Saat itu saya masih mahasiswa dan Pak Kwik sudah menjadi salah satu pengamat ekonomi jempolan Indonesia. Pak Kwik menulis di halaman 1 Kompas, analisa ekonomi dengan judul Menjawab Muhammad Chatibs Basri. Sebuah debat yang sehat dan pak Kwik sangat sportif,” tulis Chatib.
Chatib mengatakan rindu debat dengan akal sehat seperti itu dan belajar banyak dari Kwik Kian Gie.
"Saya merindukan debat dengan akal sehat seperti itu, berargumentasi soal ide dan pikiran, bukan soal pribadi. Saya belajar banyak dari Pak Kwik. Seorang nasionalis tulen, pengamat ekonomi yang tajam dan kritis. Selamat Jalan Pak Kwik,” kata dia.
Sandiaga Uno: Mentor yang Tak Pernah Lelah
Selain itu, Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Sandiaga Uno juga menyampaikan selamat jalan kepada Kwik Kian Gie lewat akun instagramnya. Ia mengunggah foto saat bersama dengan Kwik Kian Gie di instagram.
“Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka,” ia menambahkan.
Kwik Kian Gie Meninggal Dunia
Adapun kabar duka meninggalnya Kwik Kian Gie disampaikan oleh Politikus Senior PDIP Hendrawan Supratikno. “RIP Kwik Kien Gie (28 Jul 2025 sekitar pukul 22 dalam usia 90 tahun). Kami bersedih,” ujar Hendrawan saat dihubungi Merdeka.com, Selasa, 29 Juli 2025.
Kwik Kian Gie lahir di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada 11 Januari 1935 dan berasal dari keluarga Tionghoa. Kwik Gian Gie menempuh pendidikan awal di Indonesia dan sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebelum melanjutkan studi di Nederlandsche Economische Hogeschool, Rotterdam, Belanda pada 1956 dan lulus 1963.
Karier profesional Kwik Kian Gied dimulai di luar negeri, termasuk menjadi asisten atase kebudayaan di Kedutaan Besar RI di Den Haag dan direktur asosiasi perdagangan Belanda-Indonesia. Akan tetapi, pada 1970, Kwik Kian Gie memutuskan kembali ke tanah air.
Setelah sempat menganggur, ia mendirikan sejumlah perusahaan termasuk PT Indonesian Financing & Investment, perusahaan non-bank pertama di Indonesia meski saat itu belum memiliki izin resmi dari pemerintah.
Peduli Dunia Pendidikan
Di balik kiprahnya sebagai pelaku bisnis, Kwik juga dikenal peduli pada dunia pendidikan. Ia ikut mendirikan SMA Erlangga di Surabaya (1954), dan menjadi pengurus Yayasan Trisakti sejak 1968. Tahun 1982, Kwik turut mendirikan Institut Manajemen Prasetiya Mulya, sekolah MBA pertama di Indonesia. Lima tahun kemudian, ia mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) bersama sejumlah koleganya.
Penasihat Ekonomi Prabowo
Ketertarikannya pada dunia kebijakan publik membuatnya terjun ke politik. Ia bergabung dengan PDI dan menjadi bagian dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) sekaligus menjabat Ketua DPP. Saat konflik internal partai memuncak dan Megawati Soekarnoputri tersingkir oleh rezim Orde Baru, Kwik tetap setia mendukung putri proklamator tersebut.
Setelah reformasi bergulir, Kwik melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI, dan kemudian dipercaya menjadi Wakil Ketua MPR RI dan anggota Komisi IX DPR RI. Ia juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi (1999–2000) serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001–2004). Atas jasa-jasanya, ia dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Penasihat Ekonomi Prabowo
Meski dikenal dekat dengan PDIP, pada Pilpres 2019 Kwik mengejutkan publik dengan bergabung sebagai penasihat ekonomi pasangan Prabowo Subianto–Sandiaga Uno. Sikap ini menunjukkan konsistensinya dalam menilai isu secara independen, tanpa terikat loyalitas politik semata.
"Kalau saya hidup, saya ingin berguna bagi banyak orang," kata Kwik dalam sebuah wawancara—sebuah prinsip hidup yang ia buktikan hingga akhir hayatnya.
Selamat jalan, Pak Kwik. Pemikiran dan dedikasimu akan terus menginspirasi generasi penerus bangsa.