Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir memastikan perusahaan pelat merah jadi andalan dalam mencapai program prioritas pemerintah, termasuk swasembada pangan. Langkah awalnya dimulai sejak awal masa jabatannya di Kabinet Merah Putih (KMP).
Diketahui, jelang 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, swasembada pangan terus jadi perhatian. Sederet kerja sama Kementerian BUMN dan pihak lain pun sudah dilakukan.
Diantaranya Kementerian BUMN dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Kepala Badan Pangan Nasional. Erick memastikan kerja sama ini untuk memastikan keberlanjutan produksi pangan yang cukup untuk kebutuhan pangan masyarakat.
"Kementerian BUMN mendorong sinergi antara BUMN, seperti Bulog, RNI, dan Pupuk Indonesia. Berbagai langkah telah diambil untuk memperkuat sektor pangan," kata Erick Thohir dalam keterangannya, Kamis (23/1/2025).
Peran Bulog
Erick menugaskan Perum Bulog sebagai off-taker pangan utama, bekerja sama dengan kementerian terkait untuk memastikan distribusi pangan yang tepat sasaran. Langkah serupa juga berlaku bagi BUMN pangan dalam Holding ID Food.
Sementara itu, PT Pupuk Indonesia berfokus pada penyediaan pupuk yang dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan hasil pertanian. Berikutnya, PT Perkebunan Nusantara mendukung alokasi lahan pertanian strategis yang dapat meningkatkan ketahanan pangan di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari swasembada pangan, Erick juga memberikan perhatian pada murahnya biaya logistik nasional. Perkara ini, Kementerian BUMN bergandengan dengan Kementerian Perhubungan.
"Kolaborasi ini sangat penting, di mana sektor transportasi dan logistik didorong untuk lebih efisien," kata Erick.
Kurangi Biaya Logistik
Melalui Pelindo, KAI, dan InJourney Airports, berkontribusi besar dalam mengurangi biaya logistik, meningkatkan konektivitas antarwilayah, serta memperlancar distribusi barang kebutuhan pokok. Sebagai contoh, ucap Erick, KAI memperkuat sistem transportasi berbasis rel, memungkinkan distribusi logistik menjadi lebih efisien melalui integrasi moda transportasi antardaerah.
"Pelindo juga berperan penting dalam pengelolaan pelabuhan yang mendukung kelancaran ekspor-impor, termasuk distribusi bahan pangan dan energi yang vital bagi perekonomian Indonesia," kata Erick.
Kementerian BUMN juga telah berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mendukung hilirisasi industri serta swasembada energi dan pangan. Erick mengatakan Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam mempercepat pembangunan infrastruktur yang mendukung efisiensi logistik.
"Infrastruktur yang lebih baik, termasuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan fasilitas lainnya, memungkinkan distribusi barang dan energi menjadi lebih murah dan lebih cepat, yang pada gilirannya mendukung kebutuhan industri dan sektor pangan nasional," bebernya.
Aspek Pertahanan dan Keamanan
Erick menjelaskan, aspek lainnya yang sudah terjalin dalam 100 hari pemerintahan ini termasuk kerja sama BUMN dengan Kementerian Pertahanan. Terutama dalam memasok produk alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan lokal.
"Sejak awal masa pemerintahan, Kementerian BUMN telah memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Pertahanan untuk mempercepat proses produksi dan penyediaan alutsista melalui BUMN yang bergerak di sektor manufaktur pertahanan," ungkap Erick.
Perusahaan BUMN seperti Pindad, yang bertanggung jawab untuk menyediakan produk pertahanan darat; PT PAL untuk pertahanan laut; PT Dirgantara Indonesia untuk pertahanan udara; dan PT Dahana yang memproduksi bahan baku munisi.
Erick menyebut Holding BUMN Industri Pertahanan ini bekerja bersama untuk mendukung kebutuhan sistem pertahanan yang semakin maju, guna menjaga kedaulatan Indonesia.
"Langkah ini juga mengarah pada penguatan industri dalam negeri yang tidak hanya mengandalkan impor, namun dapat memproduksi alat pertahanan yang dibutuhkan di dalam negeri, memberikan dampak positif bagi ekonomi dan kemandirian teknologi pertahanan Indonesia," ucap Erick.