Jawaban Manajemen Garuda Indonesia atas Kritik Pilot

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Garuda Indonesia, sebagai maskapai penerbangan nasional dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memegang peranan penting dalam menghubungkan Indonesia dengan berbagai destinasi di seluruh dunia.

Di awal pekan ini, Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG), mengeluarkan pernyataan sikap, terkait kondisi internal perusahaan, yang dinilainya kurang komunikasi antara managemen, dengan para pekerja, termasuk pilot.

Poin penting dalam pernyataan tersebut adalah adanya dugaan perekrutan yang tidak sejalan dengan GCG. Keluhan lainnya adalah adanya pembatasan kebebasan berpendapat, adanya tindakan pemutusan sepihak pemotongan iuran serikat, dalam hal ini APG menilai adanya dugaan pelemahan terhadap serikat kerja.

Menjawab keluhan tersebut, Direktur Human Capital & Corporate Service PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Enny Kristiani menyatakan bahwa perusahaan senantiasa menempatkan hubungan industrial yang harmonis sebagai fondasi penting dalam memberi layanan yang berkualitas kepada masyarakat.

"Dalam setiap dinamika yang terjadi, kami yakin bahwa perlu adanya komunikasi yang terbuka, sikap saling menghargai, serta tekad untuk menjaga profesionalisme dan integritas. Hal-hal tersebut adalah kunci untuk membangun langkah bersama dalam menjalani transformasi Garuda Indonesia yang saat ini sedang berlangsung,"ujar Direktur Human Capital & Corporate Service PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Enny Kristiani  dikutip pada Rabu (28/5/2025).

Perusahaan pun mengutamakan komunikasi dengan serikat pekerja dan kebebasan berpendapat Perusahaan sejak awal senantiasa mengedepankan ruang komunikasi terbuka dengan karyawan, termasuk dengan ketiga serikat yang ada di Garuda Indonesia. 

Penghapusan Pemotongan Iuran

Komunikasi tersebut Perusahaan lakukan melalui organ pengurus Perusahaan yang bertugas menangani hubungan industrial dengan serikat.

"Komunikasi dengan APG secara berkala dilakukan melalui berbagai kesempatan, mulai dari pertemuan bersama direksi, hingga komunikasi dengan jajaran Direktorat Human Capital. Selain itu, berbagai kanal komunikasi internal telah tersedia bagi seluruh karyawan, seperti diskusi dengan Direksi pada forum Sharing Session yang dilaksanakan secara rutin, yang memungkinkan aspirasi karyawan tersampaikan secara terbuka dan komprehensif,"ujarnya.

Lalu, soal kebijakan penghapusan pemotongan iuran langsung, kebijakan tersebut telah diberlakukan secara bertahap ke serikat lain di perusahaan sejak tahun 2024. Dengan tujuan untuk mengembalikan hak keanggotaan kepada karyawan Garuda Indonesia. 

Kebijakan ini juga bertujuan untuk menjaga independensi serikat karyawan dan mendukung agar serikat pekerja dapat tumbuh bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab, sesuai amanat Undang-undang. 

"Komunikasi dengan APG secara berkala dilakukan melalui berbagai kesempatan, mulai dari pertemuan bersama direksi, hingga komunikasi dengan jajaran Direktorat Human Capital. Selain itu, berbagai kanal komunikasi internal telah tersedia bagi seluruh karyawan, seperti diskusi dengan Direksi pada forum Sharing Session yang dilaksanakan secara rutin, yang memungkinkan aspirasi karyawan tersampaikan secara terbuka dan komprehensif,"ujarnya.

Sejarah Panjang Garuda Indonesia

Garuda Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan panjang, dimulai dari penerbangan bersejarah pada tahun 1949. Pesawat DC-3 dengan registrasi RI-001, yang dioperasikan oleh KLM Interinsulair, membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta, menandai awal mula maskapai penerbangan nasional ini. Nama "Garuda Indonesian Airways" diberikan langsung oleh Presiden Soekarno, yang terinspirasi dari mitologi burung Garuda sebagai simbol kekuatan dan kemuliaan.

Sejak awal berdirinya, Garuda Indonesia telah memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, serta menghubungkan Indonesia dengan dunia internasional. Maskapai ini terus mengembangkan armadanya, menambah rute penerbangan, dan meningkatkan kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam. Pada tahun 2011, Garuda Indonesia berhasil mengangkut 17,1 juta penumpang, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam industri penerbangan.

Garuda Indonesia juga menjadi satu-satunya maskapai Indonesia yang pernah melayani penerbangan ke Eropa dan Oseania, bahkan pernah terbang ke Amerika hingga akhir tahun 1990-an. Hal ini menunjukkan ambisi dan kemampuan Garuda Indonesia untuk bersaing di pasar global. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Garuda Indonesia tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia.

Perkembangan dan Inovasi Garuda Indonesia

Garuda Indonesia terus berupaya untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang. Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah program penumpang setia, GarudaMiles, yang memungkinkan penumpang mengumpulkan poin (Miles) untuk ditukarkan dengan tiket pesawat atau peningkatan kelas layanan. Program ini memberikan insentif bagi pelanggan untuk terus menggunakan layanan Garuda Indonesia.

Selain itu, Garuda Indonesia juga mengembangkan aplikasi mobile "FlyGaruda" yang memudahkan pemesanan tiket dan pengelolaan perjalanan. Aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk memesan tiket, memilih tempat duduk, melakukan check-in online, dan mendapatkan informasi terbaru tentang penerbangan mereka. Dengan adanya aplikasi ini, Garuda Indonesia berupaya untuk memberikan pengalaman perjalanan yang lebih mudah dan nyaman bagi pelanggan.

Garuda Indonesia juga terus berinvestasi dalam pengembangan armada pesawatnya. Maskapai ini menggunakan pesawat-pesawat modern dengan teknologi terbaru untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penerbangan. Selain itu, Garuda Indonesia juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dengan menggunakan pesawat yang lebih hemat bahan bakar dan mengurangi emisi karbon.

Tantangan dan Dinamika Internal Garuda Indonesia

Meskipun memiliki sejarah panjang dan berbagai inovasi, Garuda Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan dan dinamika internal. Baru-baru ini, Asosiasi Pilot Garuda (APG) menyuarakan keluhan terhadap manajemen terkait dengan kebijakan perekrutan pegawai. Hal ini menunjukkan adanya ketegangan internal yang perlu segera diatasi agar tidak mengganggu operasional dan kualitas layanan Garuda Indonesia.

Tantangan lain yang dihadapi oleh Garuda Indonesia adalah persaingan yang semakin ketat di industri penerbangan. Banyak maskapai penerbangan lain yang menawarkan harga tiket yang lebih murah, sehingga Garuda Indonesia perlu berupaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya dengan menawarkan layanan yang lebih baik dan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, Garuda Indonesia juga perlu beradaptasi dengan perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah terkait dengan industri penerbangan.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Garuda Indonesia perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi bisnisnya, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat komunikasi internal. Dengan melakukan perbaikan yang berkelanjutan, Garuda Indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai maskapai penerbangan nasional yang terpercaya dan berkualitas.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |