Hasil Survei Indikator Politik: Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Mentan Amran Capai 84,9%

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Indikator Politik Indonesia yang dipimpin oleh Prof. Burhanuddin Muhtadi mempublikasikan hasil survei atas tingkat kepuasan publik terhadap sejumlah pejabat tinggi negara setelah satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka.

Dalam evaluasi tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencatat tingkat kepuasan publik tertinggi, yakni sebesar 84,9%, meski tidak termasuk dalam daftar sepuluh menteri paling populer.

“Yang menarik, Pak Amran Sulaiman justru mencatat tingkat kepuasan paling tinggi di antara pejabat tinggi negara, padahal beliau tidak masuk dalam daftar sepuluh menteri paling populer,” ujar Prof. Burhanuddin Muhtadi, Sabtu (8/11/2025)

Burhanuddin menjelaskan, tingginya kepuasan terhadap Mentan Amran didominasi oleh kalangan petani yang merasakan langsung kebijakan dan kepemimpinan Menteri Pertanian dalam mendukung sektor pertanian nasional.

“Di antara yang mengenal Pak Amran, umumnya tingkat kepuasannya sangat tinggi. Kebanyakan dari mereka adalah petani yang merasa diayomi dan dilayani dengan baik,” ungkapnya.

Burhanuddin menegaskan bahwa hasil ini menjadi bukti bahwa popularitas tidak selalu berbanding lurus dengan kepuasan publik terhadap kinerja pejabat.

“Ada pejabat yang mungkin tidak sering tampil di media, tetapi kerja-kerjanya dirasakan langsung oleh masyarakat yang menjadi basis penerima manfaat,” jelasnya.

Kinerja Pejabat

Survei evaluasi setahun pemerintahan Prabowo–Gibran ini dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia dengan melibatkan ribuan responden dari berbagai latar belakang sosial ekonomi di seluruh Indonesia. Penilaian mencakup berbagai aspek kinerja pejabat tinggi negara, mulai dari efektivitas kebijakan hingga dampaknya terhadap kelompok masyarakat penerima manfaat.

Temuan mengenai tingginya kepuasan terhadap Mentan Amran Sulaiman menunjukkan bahwa sektor pertanian tetap menjadi salah satu fokus utama pemerintahan saat ini.

Dengan capaian tersebut, Kementerian Pertanian dinilai berhasil menjaga kepercayaan publik, terutama dari kalangan petani yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional.

Investasi Hilirisasi Rp 371 Triliun, Mentan Sebut Bakal Serap 8 Juta Tenaga Kerja

Sebelumnya, Investasi hilirisasi senilai Rp 371 triliun akan mendorong industrialisasi sektor pangan, perkebunan dan peternakan. Selain itu, investasi hilirisasi juga akan menyerap hingga 8 juta tenaga kerja nasional.

Demikian disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai Rapat Finalisasi Program Hilirisasi Perkebunan dan Industri bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, seperti mengutip Antara, Jumat, (7/11/2025).

"Begini, total kalau investasi hilirisasi Rp 371 triliun itu, akan terserap 8 juta lapangan pekerjaan," ujar Mentan Amran.

Pada rapat tersebut, disepakati total rencana investasi sebesar Rp 371 triliun yang akan dialokasikan untuk mengakselerasi hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan hortikultura.

Amran menuturkan, implementasi penuh program hilirisasi berpotensi menyerap hingga delapan juta tenaga kerja di berbagai sektor strategis, termasuk pertanian, perkebunan, dan peternakan.

Pada tahap awal yang sedang dirancang, target penyerapan tenaga kerja diprediksi mencapai 3 juta orang dalam tiga tahun ke depan, atau sekitar satu juta pekerja per tahun.

"Jadi 1 juta per tahun lapangan pekerjaan. Jadi, itu sangat realistis. Kami hitung selalu moderat," kata Amran.

Ia menegaskan pemerintah terus mempercepat langkah hilirisasi sektor pertanian untuk memperkuat nilai tambah komoditas dalam negeri dan membuka jutaan lapangan kerja baru.

“Atas arahan Bapak Presiden Prabowo, kami bergerak cepat bersama Pak Menteri Investasi dan Hilirisasi yang juga Kepala Danantara. Total rencana Rp 371 triliun kita investasi sektor pertanian, pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan," ujar dia.

Komoditas Unggulan

Ia menuturkan pre-feasibility study (FS) atau studi kelayakan akan diselesaikan dalam waktu singkat dan diserahkan kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani yang kemudian akan ditindak lanjuti.

"Tadi kita sudah sepakati semua, prinsipnya kita percepat,” ujar Mentan Amran.

Dia menyebutkan sejumlah komoditas unggulan akan menjadi prioritas utama dalam program hilirisasi tersebut antara lain tebu, kakao, mete, dan lainnya.

Ia menegaskan hilirisasi menjadi kunci meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat daya saing komoditas nasional. Contohnya, komoditas kelapa yang sebelumnya dijual mentah seharga Rp600 per butir, kini telah melonjak menjadi Rp3.500 per butir setelah program hilirisasi dijalankan di beberapa daerah seperti Maluku Utara.

“Kalau dulu kelapa dijual mentah, nilainya kecil. Tapi setelah kita olah di dalam negeri, harganya bisa naik hingga 500 persen. Ke depan, dengan industri yang lebih besar, nilainya bisa meningkat 20 sampai 100 kali lipat,” kata Mentan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |