Harga Emas Terus Cetak Rekor Baru, Ini Prediksi Goldman Sachs hingga BofA

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Goldman Sachs menaikkan prediksi harga emas pada akhir 2025 menjadi USD 3.300 per ounce. Perkiraan harga emas ini naik dari USD 3.100, dengan kisaran target USD 3.250-USD 3.520 per ounce.

Mengutip Economic Times, Minggu (30/3/2025), bank investasi itu menyatakan arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa atau exchange traded fund (ETF) lebih kuat dari perkiraan membantu pergerakan harga emas. Selain itu, permintaan bank sentral yang berkelanjutan terhadap emas juga menjadi salah satu faktor revisi prospek harga emas.

Goldman Sachs juga naikkan prediksi permintaan bank sentral menjadi pembelian 70 metrik ton (MT) per bulan, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 50 MT.

Penyesuaian itu didorong oleh meningkatnya ketidakpastian seputar kebijakan AS dan harapan China akan melanjutkan laju pembelian emas yang cepat selama tiga hingga enam tahun ke depan.

“Di sisi ETF emas, ekonom kami terus perkirakan dua kali pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) sebesar 25 basis poin pada 2025, dan satu pemangkasan tambahan pada paruh pertama 2026, yang mendukung dasar kami untuk arus masuk ETF,” demikian dikutip.

Adapun harga emas di pasar spot menembus posisi USD 3.000 per ounce awal bulan ini, dan mencapai beberapa rekor tertinggi dan melonjak lebih dari 15 persen sepanjang 2025.

Reli yang mengesankan ini telah dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran atas konsekuensi ekonomi dan geopolitik dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. Selain itu, ketidakpastian seputar tindakan tarifnya yang ditandai dengan perubahan dan penundaan yang tiba-tiba telah menambah daya tarik emas sebagai investasi yang aman.

Goldman Sachs revisi harga emas ikuti langkah Bank of America (BofA) untuk menaikkan proyeksi harga emas pada 2025 dan 2026. Revisi kenaikan harga ema situ seiring ketidakpastian yang berkelanjutan dari kebijakan perdagangan AS yang terus mendukung harga dalam waktu dekat.

Promosi 1

Prediksi Harga Emas

Saat ini BofA prediksi harga emas sentuh USD 3.063 per ounce pada 2025, dan 2026 di posisi USD 3.350 per ounce. Harga emas dari BofA sebelumnya diprediksi di USD 2.750-USD 2.625.

Berikut prediksi harga emas hingga akhir 2025 dari sejumlah lembaga keuangan:

HSBC: Harga emas bakal sentuh USD 2.687,USD 2.615, dan USD 2.620 hingga akhir 2025.

Deutsche Bank: Harga emas diperkirakan sentuh USD 2.725-USD 2.900.

ANZ: Harga emas diprediksi sentuh USD 2.763,USD 2.795, USD 2.900 pada akhir 2025.

Macquarie: USD 2.951,USD 2.675 dan USD 2.900.

UBS: Harga emas bakal sentuh USD 3.000 pada akhir 2025

JPMorgan: Harga emas diprediksi sentuh USD 2.863, USD 3.019 pada akhir 2025

Citi Research: Harga emas akan sentuh USD 2.800-USD 2.900 dalam tiga bulan dan akhir tahun, harga emas sentuh USD 3.000-USD 3.500 pada akhir 2025.

Harga Emas Dunia Kembali Cetak Rekor

Sebelumnya, harga emas menyentuh rekor tertinggi pada Jumat, 28 Maret 2025. Kenaikan harga emas itu terjadi seiring investor berbondong-bondong ke aset sahaven di tengah kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip CNBC, Sabtu (29/3/2025), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 3.074,43 per ounce pada pukul 02.41 PM EDT (18.39 GMT) setelah mencapai rekor tertinggi ke-18 pada 2025 dan sempat di posisi USD 3.086,70 pada awal sesi. Emas batangan telah menguat 1,7 persen pada pekan ini dan berada di jalur kenaikan mingguan dalam empat minggu berturut-turut. Harga emas berjangka di AS ditutup melesat 0,8 persen ke posisi USD 3.114,30.

"Permintaan safe haven terus berlanjut karena meningkatnya kekhawatiran tentang tarif, perdagangan dan ketidakpastian geoplitik yang sedang berlangsung, yang mendukung emas,” ujar Vice President and Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.

Emas yang secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi dan politik cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah.

Sentimen Suku Bunga The Fed

Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) naik 0,4 persen pada Februari, dibandingkan ekspektasi analis sebesar 0,3 persen, serupa dengan kenaikan pada Januari.

Grant menambahkan data tersebut kemungkinan tidak akan banyak mengubah ekspektasi penurunan suku bunga karena hanya sedikit lebih panas dari yang diharapkan.

Adapun the Federal Reserve (the Fed) telah mempertahankan suku bunga sepanjang 2025 setelah tiga kali penurunan suku bunga pada 2024, tetapi isyaratkan potensi penurunan suku bunga setengah persen pada akhir tahun.

Saat ini, pasar prediksi penurunan suku bunga the Fed sebesar 63 basis poin (bps) pada akhir tahun, dimulai pada Juli. Pasar kini bersiap hadapi rencana Donald Trump untuk tarif timbal balik yang akan ditetapkan pada 2 April 2025.

Analis menilai, kebijakan Donald Trump dianggap sebagai inflasi yang menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketegangan perdagangan.

Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 1,4 persen menjadi USD 33,93 per ounce, platinum merosot 0,7 persen menjadi USD 979,10 dan paladium susut 0,3 persen menjadi USD 972,13. Ketiga harga logam itu akan alami kenaikan mingguan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |