Liputan6.com, Jakarta - Harga emas produk buatan UBS dan Galeri24 di Pegadaian stagnan pada perdagangan Senin (21/7/2025).
Emas Galeri24 stabil di angka Rp1.906.000 per gram, dan emas UBS stagnan di posisi Rp1.927.000 per gram. Emas Galeri24 dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 1.000 gram atau 1 kilogram. Sementara emas UBS dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 500 gram.
Berikut daftar lengkap harga emas Pegadaian masing-masing produk seperti dikutip dari Antara:
Harga emas UBS:
- Harga emas UBS 0,5 gram: Rp1.042.000
- Harga emas UBS 1 gram: Rp1.927.000
- Harga emas UBS 2 gram: Rp3.825.000
- Harga emas UBS 5 gram: Rp9.450.000
- Harga emas UBS 10 gram: Rp18.800.000
- Harga emas UBS 25 gram: Rp46.906.000
- Harga emas UBS 50 gram: Rp93.618.000
- Harga emas UBS 100 gram: Rp187.161.000
- Harga emas UBS 250 gram: Rp467.765.000
- Harga emas UBS 500 gram: Rp934.429.000
Harga emas Galeri24:
- Harga emas Galeri24 0,5 gram: Rp1.000.000
- Harga emas Galeri24 1 gram: Rp1.906.000
- Harga emas Galeri24 2 gram: Rp3.754.000
- Harga emas Galeri24 5 gram: Rp9.316.000
- Harga emas Galeri24 10 gram: Rp18.581.000
- Harga emas Galeri24 25 gram: Rp46.337.000
- Harga emas Galeri24 50 gram: Rp92.599.000
- Harga emas Galeri24 100 gram: Rp185.106.000
- Harga emas Galeri24 250 gram: Rp462.536.000
- Harga emas Galeri24 500 gram: Rp924.616.000
- Harga emas Galeri24 1.000 gram: Rp1.849.232.000.
Melihat Gerak Harga Emas Dunia Sepekan, Bikin Untung atau Buntung?
Sebelumnya, pasar keuangan global, khususnya Wall Street, saat ini mengalami perpecahan sentimen antara optimisme dan kehati-hatian. Di sisi lain, investor mulai kembali menunjukkan minat pada aset safe haven seperti emas, terutama di tengah gejolak politik yang mengguncang pasar.
Melansir Kitco News, Minggu (20/7/2025), harga emas sepanjang pekan ini lebih banyak mengabaikan isu seputar tarif perdagangan. Fokus utama pasar tertuju pada potensi intervensi politik terhadap kebijakan Federal Reserve (The Fed), yang menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar.
Harga emas spot sempat dibuka awal pekan di level USD 3.366,60 per ons dan beberapa kali mencoba menembus resistance di area USD 3.375. Namun, upaya tersebut gagal sebanyak empat kali. Setelah itu, harga emas mengalami penurunan signifikan, turun hingga menyentuh level support jangka pendek di USD 3.342.
Pergerakan rebound sempat terjadi di sesi Asia, dengan harga kembali naik ke level USD 3.365. Tapi kenaikan itu tidak bertahan lama karena harga kembali tertekan hingga menyentuh USD 3.322.
Setelah penurunan tersebut, emas mulai bergerak dalam pola sideways yang cukup sempit, yaitu di kisaran USD 3.320 hingga USD 3.342 per ons.
Namun, pasar kembali bereaksi tajam ketika beredar rumor pemerintahan Donald Trump memperkirakan Ketua The Fed Jerome Powell akan mengundurkan diri. Isu ini memicu lonjakan harga emas, dengan spot gold melonjak dari USD 3.325 ke USD 3.363 hanya dalam waktu 45 menit.
Prediksi Analis
Dalam Survei Emas Mingguan Kitco News, para analis industri terlihat masih terbelah pandangan soal arah harga emas dalam jangka pendek. Sementara itu, para investor ritel menunjukkan optimisme seperti biasanya dengan bias bullish yang konsisten.
Analis pasar senior di Barchart.com, Darin Newsom mengatakan emas akan naik dan tidak ada yang berubah akibat ketidakpastian.
"Naik. Tidak ada yang berubah. Ketidakpastian tertentu masih merajalela. Sementara itu, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal berikutnya semakin dekat dengan kurva forward Fed fund futures yang menunjukkan tidak ada perubahan dalam suku bunga Fed fund setidaknya hingga pertemuan bulan Oktober,” ujarnya.
Sementara itu, analis dari Commerzbank memberikan pandangan berbeda dengan mencatat bahwa harga emas mulai menunjukkan tanda-tanda melemah.
“Meskipun dolar AS jatuh ke level terlemahnya terhadap euro dalam empat tahun terakhir di awal bulan, emas kurang lebih tetap berada di level tepat di bawah USD 3.400 per troy ons,” catat mereka.
Pandangan Optimistis
Pandangan optimis juga disuarakan oleh Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International.
“Lebih tinggi. Kekhawatiran atas nasib Ketua Federal Reserve, ketegangan di Timur Tengah, Timur Jauh, dan Eropa, serta tren pelemahan dolar AS yang jelas, semuanya mendukung harga emas yang lebih tinggi,” tutur Checkan
Level Support
Hal serupa juga diungkapkan oleh James Stanley, Senior Market Strategist di Forex.com. Ia memprediksi harga emas akan tetap naik. Hal ini dilihat dari support garis tren emas pada sepekan terakhir.
Menurutnya, Emas merespons dengan sangat baik terhadap support garis tren minggu ini. Menurut Stanley para pembeli masih belum keluar dari situasi tersebut.
“Telah terjadi stagnasi di sekitar 3350/3362, tetapi saya masih belum memiliki bukti bahwa penjual mampu mengambil alih untuk sesuatu yang lebih dari sekadar pullback jangka pendek,” ujar Stanley.
Namun, Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, punya pandangan yang lebih hati-hati. Ia menilai bahwa kemungkinan besar The Fed belum akan melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
“Saya masih berpikir bahwa Jerome Powell khususnya enggan untuk memotong suku bunga. Saya pikir ada tiga alasan utama untuk itu,” ujarnya.