:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295208/original/075073300_1753430982-ver2.jpg)
1/6
Pekerja melakukan panen sayuran hidroponik pada area vertikal farming Ladang Farm di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (25/7/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295209/original/037911100_1753430983-ver5.jpg)
1/6
Beragam sayuran ditanam menggunakan sistem pertanian hidroponik vertikal (vertical farming) di Jakarta Selatan, khususnya di Ladang Farm, menghasilkan panen hingga dua ton sayuran segar setiap bulannya. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295210/original/020946000_1753430984-ver7.jpg)
1/6
Sayuran seperti thai basil, italian basil, selada, shiso perilla, dan mint dipanen dari pertanian vertikal setinggi 18 meter ini. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295211/original/014127300_1753430985-ver8.jpg)
1/6
Hasil panen untuk memasok kebutuhan hotel, restoran, dan kafe di wilayah Jakarta dan sekitarnya. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295213/original/093154100_1753430985-ver3.jpg)
1/6
Sistem pertanian hidroponik vertikal ini memungkinkan produksi pangan berkelanjutan di perkotaan dengan memanfaatkan ruang vertikal dan teknologi modern. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295214/original/050634000_1753430986-ver10.jpg)
1/6
Pertanian vertikal sangat efisien dalam penggunaan lahan karena menanam tanaman secara bertingkat. (merdeka.com/Arie Basuki)