Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti faktor penyebab kecelakaan pada angkutan kapal laut atau kapal motor penyeberangan. Ternyata, faktor cuaca hanya memberikan sedikit dampak, sisanya karena kesalahan individu hingga minim pengawasan.
Ketua Forum Transportasi Maritim, MTI Pusat, Hafida Fahmiasari menilai serangkaian kecelakaan kapal belakangan ini menunjukkan keselamatan pelayaran di Indonesia masih lemah secara sistemik.
"Penyebabnya tidak bisa hanya disalahkan pada cuaca. Justru banyak faktor lain seperti human error, kelebihan muatan, kondisi kapal yang tidak laik laut, dan lemahnya pengawasan," ungkap Hafida, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/7/2025).
Dia juga menyoroti mengenai data penumpang yang dibawa oleh kapal tersebut. Temuannya, masih ada manifes penumpang yang tidak sesuai dengan jumlah asli di lapangan.
"Bahkan, masalah seperti ketidaksesuaian data manifes dengan jumlah penumpang nyata masih sering terjadi, yang memperburuk evakuasi saat insiden," kata dia.
Sebagai informasi, terbaru ada kebakaran kapal motor (KM) Barcelona VA di perairan dekat Pulau Talise, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Sebelumnya, tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya turut menyita perhatian khalayak.
Keselamatan Harus Jadi Prioritas
Hafida menegaskan kembali, keselamatan perjalanan kapal harus menjadi prioritas. Dia turut merangkum sejumlah poin yang perlu ditingkatkan.
"Keselamatan kapal di Indonesia memang masih minim. Selama perbaikan menyeluruh belum dilakukan, risiko kecelakaan akan terus berulang. Keselamatan pelayaran harus jadi prioritas nasional," tegasnya.
Hafida mencatat, perlunya inspeksi kapal berbasis risiko, bukan sekadar formalitas, pengawasan dan penegakan aturan yang tegas terhadap operator, peningkatan kapasitas awak kapal dan digitalisasi data manifes, hingga koordinasi lintas lembaga yang lebih solid.
KM Barcelona Masih Berasap
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi penyebab kebakaran KM Barcelona VA. Adapun, kepulan asap masih membumbung tinggi hingga Senin, 21 Juli 2025 sore.
Menhub Dudy mengatakan bahwa proses pemadaman masih berlangsung dan melibatkan sejumlah unsur, seperti TNI AL, Polairud, Basarnas, Bakamla, serta Pelindo.
“Hingga Senin sore, kepulan asap dan kemungkinan percikan api masih keluar dari Kapal Barcelona VA yang berada di perairan Pulau Talise. Seluruh stakeholder terkait masih terus berusaha untuk memadamkannya hingga benar-benar tuntas,” ungkap Menhub Dudy dalam keterangannya, Senin (21/7/2025).
Minta KNKT Investigasi
Dia berharap proses pemadaman dan pendinginan kapal dapat segera selesai. Selanjutnya, KNKT bisa segera menginvestigasi penyebab kebakaran.
“Bagi kami di Kementerian Perhubungan, keselamatan pelayaran adalah prioritas utama. Karena itu, saya sudah menginstruksikan KNKT untuk melakukan investigasi guna mencari tahu penyebab kebakaran KM Barcelona VA,” terangnya.
Menhub Dudy juga menegaskan apabila ternyata ditemukan ada unsur kelalaian atau pelanggaran hukum dalam kebakaran kapal tersebut, ia menyerahkan prosesnya kepada aparat penegak hukum.