Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa, 29 Juli 2025 mengancam akan menaikkan tarif impor sebesar 25% kepada India jika negara-negara sekutu tidak segera menyelesaikan kesepakatan dagang yang telah lama dinantikan.
"Mereka akan membayar 25%," ujar dia seperti dikutip dari CNN, Rabu (30/7/2025).
Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah India bersedia jika mereka harus membayar tarif sebesar 20%-25%, Trump menjawab, "Ya, saya rasa begitu. India sudah pernah menghadapinya, mereka adalah teman saya,"
Dikutip dari CNBC, 28 Juli 2025, menurut Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer mengatakan kesepakatan perdagangan India yang sulit dipahami akan memerlukan diskusi lebih lanjut antara kedua negara.
"Mereka menunjukkan minat yang kuat pada pembukaan sebagian pasar mereka, dan tentu saja kami bersedia untuk bisa terus berdiskusi dengan mereka," ujar dia.
"Tapi saya rasa kami butuh negosiasi lebih lanjut dengan teman-teman India kami untuk melihat seberapa besar ambisi yang mereka tunjukkan," ia menambahkan.
Respons dan Sikap India Terhadap Tarif dan Negosiasi
Dalam perjanjian dagang terbaru, Trump semakin mendesak negara-negara untuk membuka pasar yang sebelumnya tertutup bagi barang-barang AS.
Namun, kedua pihak belum menyoroti titik masalah tertentu, dan Menteri Perdagangan India pekan lalu memberikan nada optimistis tentang kemungkinan tercapainya kesepakatan dengan Amerika Serikat sebelum batas waktu yang ditetapkan Trump pada 1 Agustus.
Meskipun Trump belum mengancam India dengan surat penetapan tarif baru seperti yang dilakukan kepada lebih dari selusin mitra dagang lainnya, Trump telah menetapkan tarif terhadap barang impor dari India sebesar 26% pada 2 April sebelum menghentikan sementara pungutan "timbal balik atau resiprokal tersebut.
Trump menyebut hubungan dagang Amerika Serikat dengan India sebagai “sangat sulit.” Dia mengkritik India karena defisit perdagangan barang AS dengan negara tersebut membengkak, dua kali lipat dalam dekade terakhir seiring meningkatnya perdagangan antara kedua negara. Trump juga sering mengeluhkan tarif tinggi yang diberlakukan India.