CEO Figma Jadi Miliarder Tanpa Gelar Sarjana, Ikuti Jejak Zuckerberg dan Gates

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah keraguan generasi muda terhadap pentingnya pendidikan tinggi, Dylan Field, CEO Figma, membuktikan bahwa sukses besar bisa diraih tanpa gelar sarjana. Ia kini menjadi miliarder teknologi terbaru berkat kesuksesan IPO Figma yang membuat nilai kekayaannya melonjak ke sekitar USD 5 miliar.

Figma resmi melantai di bursa saham pekan lalu dan langsung melonjak 333%, dengan valuasi perusahaan menembus USD 70 miliar atau kurang lebih Rp 1.139 triliun (estimasi kurs Rp 16.279) hanya dalam beberapa hari.

Dikutip dari Fortune, Kamis (7/8/2025), bagi Dylan, ini bukan sekadar kemenangan finansial, tapi juga pembuktian bahwa keputusannya keluar dari Brown University—kampus bergengsi di AS—adalah langkah yang tepat.

Didukung Beasiswa dari Peter Thiel

Perjalanan Dylan keluar dari jalur pendidikan formal dimulai lebih dari satu dekade lalu. Saat itu, ia sudah punya pengalaman bekerja di perusahaan besar seperti LinkedIn, Microsoft, dan Flipboard.

Ia kemudian mendaftar Thiel Fellowship, program dari miliarder Peter Thiel yang memberikan dana USD 100.000 (sekarang naik menjadi USD 200.000) bagi anak muda yang ingin fokus membangun sesuatu daripada duduk di bangku kuliah.

Keputusan ini awalnya membuat orang tuanya khawatir. "Saya cukup gugup, ya," ujar sang ayah, Andy Field.

"Kebanyakan startup gagal. Saya pikir dia punya peluang, tapi tidak ada jaminan."

Namun, Dylan merasa program itu memberi kepercayaan diri untuk mengambil risiko. Apalagi sebelumnya ia bahkan sempat berpikir untuk keluar dari SMA karena merasa kesulitan dengan sistem pendidikan yang kaku.

Bangun Figma Sejak 2012

Dylan resmi keluar dari kampus pada 2012, tahun yang sama ketika Facebook IPO—yang didirikan oleh sesama dropout, Mark Zuckerberg, yang juga dibantu Thiel di awal perjalanan. Ia kemudian mulai membangun Figma, platform desain kolaboratif yang kini digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Kini, keputusan besarnya untuk meninggalkan pendidikan formal dibayar lunas: Figma sukses besar di pasar saham, dan Dylan resmi bergabung dengan jajaran miliarder teknologi yang tidak menyelesaikan kuliah—seperti Bill Gates, Larry Ellison, dan Zuckerberg.

Miliarder yang Sukses Tanpa Gelar Sarjana

Dylan Field bukanlah orang pertama yang meraih kesuksesan besar tanpa menyelesaikan pendidikan tinggi. Faktanya, banyak dari orang terkaya di dunia justru pernah memilih untuk keluar dari bangku kuliah dan menempuh jalannya sendiri dalam dunia bisnis.

1.     Mark Zuckerberg

Salah satu contoh paling terkenal adalah Mark Zuckerberg. Ia meninggalkan asrama Harvard pada 2004 dan pindah ke California untuk fokus mengembangkan Facebook. Meski tak pernah lulus, Harvard memberikan gelar kehormatan padanya pada tahun 2017. Kini, kekayaan bersih Zuckerberg diperkirakan mencapai sekitar 272 miliar dolar AS.

2.     Jack Dorsey

Jack Dorsey, salah satu pendiri Twitter dan Block, merupakan seorang double dropout. Ia sempat kuliah sebentar di Missouri University of Science and Technology, lalu pindah ke New York University. Namun satu semester sebelum lulus pada 1999, Dorsey memutuskan keluar demi fokus membangun Twitter. Keputusan tersebut membuahkan hasil besar. Setelah Twitter dijual ke Elon Musk pada 2022, Dorsey mengantongi keuntungan sebesar 268 juta dolar AS. Kini, kekayaannya diperkirakan mencapai 4,7 miliar dolar.

3.     Sam Altman

Sam Altman memilih keluar dari Stanford University pada 2005 untuk membangun startup pertamanya: Loopt, aplikasi berbagi lokasi. Sepuluh tahun kemudian, ia ikut mendirikan OpenAI, organisasi di balik pengembangan ChatGPT yang kini jadi pelopor dalam teknologi kecerdasan buatan. Kekayaan Altman saat ini ditaksir mencapai 2 miliar dolar AS.

4.     Larry Ellison

Larry Ellison, salah satu pendiri Oracle, awalnya kuliah di University of Illinois dengan cita-cita menjadi dokter. Namun, setelah ibu angkatnya meninggal dunia, ia memutuskan untuk keluar kuliah. Ia sempat mencoba melanjutkan pendidikan di University of Chicago, tapi kembali tak menyelesaikan studinya.

Meski tidak pernah memperoleh gelar dari kedua universitas tersebut, kepindahannya ke California menjadi titik balik penting. Di sana, ia mulai masuk ke dunia teknologi, berpindah-pindah pekerjaan hingga akhirnya bertemu Bob Miner dan Ed Oates.

Bersama mereka, Ellison mendirikan perusahaan yang kemudian dikenal sebagai Oracle, raksasa perangkat lunak basis data dunia. Saat ini, Larry Ellison tercatat sebagai orang terkaya kedua di dunia, dengan kekayaan bersih lebih dari 300 miliar dolar AS.

5.     Bill Gates

Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft, sempat menempuh pendidikan di Harvard University pada tahun 1973. Namun, dua tahun kemudian, ia memutuskan untuk keluar demi memimpin perusahaannya di bidang komputer. Di masa-masa awal, Gates sempat mengakui bahwa ia ingin kembali ke kampus dan menyelesaikan gelarnya. Meski begitu, kini ia justru menjadi salah satu nama paling dikenal di dunia berkat kiprahnya di industri teknologi. Saat ini, kekayaan bersih Bill Gates diperkirakan mencapai sekitar 123 miliar dolar AS.

Mengapa Gen Z Ragukan Pendidikan Tinggi

Dropout dari kuliah tentu bukan jaminan untuk menjadi miliarder, buktinya, banyak pemimpin perusahaan besar saat ini justru memiliki gelar akademi yang tinggi, seperti Satya Nadella (CEO Microsoft), Sundar Pichai (CEO Google), dan Tim Cook (CEO Apple).

Namun, semakin banyak anak muda dari generasi Z yang mulai meragukan apakah kuliah selama empat tahun benar-benar akan menghasilkan pekerjaan yang stabil dan bergaji tinggi. Sebuah survei terbaru dari Indeed mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga lulusan menganggap gelar mereka sebagai “pemborosan uang”.

“Saya rasa kuliah tidak benar-benar mempersiapkan orang untuk pekerjaan yang mereka butuhkan sekarang. Menurut saya ini adalah masalah besar, dan persoalan utang pendidikan juga sangat serius,” ujarnya dalam podcast This Past Weekend bersama Theo Von.

Kekhawatiran ini tampaknya masuk akal, terutama karena jutaan anak muda kesulitan mendapatkan pekerjaan di bidang yang mereka impikan. Mark Zuckerberg bahkan menyatakan bahwa kurikulum perkuliahan saat ini sudah tidak sejalan dengan kebutuhan pasar kerja modern.

“Fakta bahwa biaya kuliah sangat mahal bagi banyak orang, lalu setelah lulus justru terbebani utang, itu masalah besar,” tambahnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |