BPS Sebut Kemiskinan Turun, Padahal 53 Ribu Buruh Kena PHK Januari-April 2025

20 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan turun per Maret 2025 dibandingkan tahun lalu. Kelompok buruh menyoroti data tersebut tidak akurat lantaran ada puluhan ribu pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada periode Januari-April 2025.

Konfederasi Serikat Pekerja - Partai Buruh (KSP-PB) mencatat setidaknya ada 53.412 buruh yang ter-PHK pada 4 bulan awal 2025. Paling besar angka PHK disumbang dari buruh PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex.

"Ini berarti dengan jumlah PHK yang meningkat, akan meningkat pula angka kemiskinan, tetapi anehnya BPS melansir angka kemiskinan menurun," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025).

Dia turut membandingkan angka kemiskinan per Maret 2025 dan data PHK per Juni 2025 yang dilansir oleh BPS. Menurutnya, penurunan angka kemiskinan 0,2 juta orang tak sebanding dengan kenaikan PHK 32% secara tahunan.

Bahkan, Litbang KSP-PB mencatat telah terjadi PHK bagi 600-an buruh di PT MKM, Tegal. Kemudian, beberapa perusahaan tekstil garmen di Jawa kembali akan melakukan PHK besar-besaran termasuk akibat dampak tarif Trump.

"Ratusan pegawai toko di mal-mal besar sudah di-PHK karena daya beli masyarakat yang menurun, yang dikenal dengan istilah 'Rojali' dan 'Rohana'. Sementara itu, data yang dilansir Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) menyebutkan bahwa 50% responden perusahaan yang diteliti mereka sudah dan sedang melakukan PHK," tandasnya.

Data BPS: Kemiskinan Turun

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 sebanyak 23,85 juta orang. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024.

Dalam persentase, tingkat kemiskinan nasional berada di angka 8,47 persen, turun 0,1 persen poin dari periode sebelumnya.

"Saya akan mengumumkan tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025. Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024," kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, dalam konferensi pers Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/7/2025).

Tren Positif

Ateng menjelaskan bahwa penurunan ini melanjutkan tren positif yang telah terjadi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada periode September 2022 hingga Maret 2022. sempat terjadi peningkatan kemiskinan sebesar 0,03 persen poin.

Tren penurunan kemiskinan dalam dua tahun terakhir menunjukkan adanya pemulihan ekonomi pascapandemi dan stabilitas harga kebutuhan pokok yang relatif terjaga. Meski demikian, BPS tetap menekankan perlunya perhatian khusus terhadap kelompok masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

"Nah kemudian, sejak Maret 2023 sampai dengan Maret 2025 kemiskinan berangsur mengalami penurunan," ujarnya.

Miskin Kota Naik

Sebaliknya, di wilayah perkotaan justru terjadi kenaikan angka kemiskinan. Dari data BPS, persentase penduduk miskin di kota pada Maret 2025 naik sebesar 0,07 persen poin dibandingkan September 2024.

"Penduduk miskin di kota meningkat sekitar 0,07 persen poin Maret 2025 dibandingkan dengan September 2024 yang lalu. Nah, selain tadi kemiskinan baik kota dan desa," ujarnya.

BPS mengingatkan bahwa strategi pengentasan kemiskinan harus disesuaikan dengan karakteristik wilayah. Fokus di perkotaan dan pedesaan perlu dibedakan, karena sumber masalah dan potensi solusi yang dimiliki masing-masing wilayah tidaklah sama.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |