Liputan6.com, Jakarta - Holding BUMN Pangan ID FOOD melalui PT Berdikari menyuplai protein hewani, khususnya daging sapi dan kerbau kepada sejumlah unit Koperasi Desa Merah Putih, atau Kopdes Merah Putih.
Berdikari turut menyalurkan protein hewani pada peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di titik-titik strategis seperti Solo, Klaten, dan Tangerang Selatan, Senin (21/7/2025) lalu.
Direktur Utama PT Berdikari Maryadi mengatakan, cakupan distribusi Berdikari ke depan akan terus bertambah. Perseroan juga terus memperkuat jaringan kemitraan guna menjaga keberlanjutan suplai pangan di seluruh wilayah Indonesia.
"Komoditas pangan lain seperti beras, minyak, dan gula juga dijual untuk membantu menekan beban pengeluaran masyarakat. Tujuannya agar masyarakat mendapatkan pasokan pangan murah serta mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal," ujarnya, Kamis (24/7/2025).
Menurut dia, peluncuran Kopdes Merah Putih jadi tonggak penting dalam memperkuat ekonomi berkeadilan. Berdikari bersama pemerintah dan jaringan BUMN Pangan mendistribusikan komoditas pangan strategis, khususnya protein hewani.
"Berdikari siap dukung rantai pasok pangan dari hulu ke hilir, khususnya distribusi protein hewani berjalan tepat sasaran dan terjangkau bagi masyarakat," kata Maryadi.
Komitmen Bulog Perkuat Ketahanan Pangan
Komitmen serupa juga sempat dinyatakan oleh Perum Bulog, yang mendukung program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) sebagai langkah konkret memperkuat ketahanan pangan nasional dan kemandirian desa.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan, pihaknya membuka peluang kolaborasi pengelolaan cadangan pangan pemerintah seperti beras dan minyak goreng bersama Koperasi Desa Merah Putih. Termasuk pembinaan dalam sistem distribusi dan manajemen stok berbasis digital.
"Program ini diharapkan menjadi contoh model distribusi pangan yang efisien dan inklusif di masa depan," ujar Febby beberapa waktu lalu.
Sinergi Lintas Sektor
Keterlibatan Bulog dalam program Kopdes Merah Putih ini menjadi bagian dari sinergi lintas sektor. Bertujuan mengoptimalkan peran koperasi desa dalam mendistribusikan pangan, memperkuat cadangan pangan lokal, serta menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Febby menyampaikan, pihaknya siap berperan aktif dalam memastikan program ini berjalan efektif. Terutama dalam aspek penguatan pasokan dan distribusi bahan pangan strategis ke seluruh pelosok desa, semisal beras hingga minyak goreng.
"Program KDMP sejalan dengan visi Bulog dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di seluruh Indonesia," kata dia.
Ada Koperasi Desa Merah Putih, Petani Bakal Untung Besar
Sebelumnya, Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono, mengatakan melalui Koperasi desa Merah Putih distribusi pupuk subsidi dapat dipotong dari mata rantai yang panjang dan seringkali menyulitkan petani.
Melalui rantai yang lebih pendek dan terkontrol, harga pupuk menjadi lebih murah, biaya produksi turun, dan petani mendapatkan margin yang lebih besar.
"Inilah bentuk nyata kedaulatan ekonomi petani," kata Wamenkop pada acara Kongres V Serikat Petani Indonesia, di Jambi, Selasa (22/7/2025).
Bahkan, Kopdes/Kel Merah Putih juga bisa bermitra dengan unit penggilingan padi di tingkat desa, agar petani tak lagi bergantung pada tengkulak.
"Inilah agenda besar kita, yaitu mengembalikan nilai tambah ke tangan produsen, yakni petani," ujar Wamenkop.
Adapun Ferry menyampaikan, sinergi antara Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih dan Serikat Petani Indonesia yang sudah memiliki koperasi-koperasi petani, akan menjadi pondasi bagi sistem ekonomi pangan yang mandiri dan berdaulat.
"Jadi, Kopdes/Kel Merah Putih bukanlah pengganti koperasi petani, tetapi justru sebagai penguat ekosistem usahanya," ujarnya.
Mendorong Hilirisasi Bagi Petani
Ia menyampaikan Serikat Petani dapat membentuk koperasi sebagai upaya mendorong hilirisasi agar petani tak hanya menjual hasil panen, tetapi juga mampu mengelola, mengolah, dan mendistribusikannya secara kolektif.
"Peluncuran secara resmi Kopdes/Kel Merah Putih oleh Presiden RI di Klaten bukan hanya menandai dimulainya sebuah program, tetapi merupakan titik balik sebuah tonggak kebangkitan kedaulatan desa," ujar Wamenkop.
Bagi Wamenkop, Kongres Serikat Petani Indonesia kali ini bukan sekadar forum organisasi. Tetapi, menjadi tonggak penting konsolidasi gerakan rakyat untuk merebut kembali ruang hidup, mewujudkan distribusi tanah yang adil, serta membangun sistem pangan yang berdaulat.
"Inilah saatnya membangkitkan kembali ekonomi kerakyatan yang berpijak pada kekuatan desa dan koperasi," ucap Wamenkop.
Kopdes Merah Putih Bisa Jadi Solusi Selesaikan Ketimpangan Agraria
Di sisi lain, Wamenkop mengakui, hingga kini, ketimpangan agraria dan pangan masih nyata, di mana banyak petani belum memiliki lahan secara adil, sedangkan harga dan distribusi dikendalikan segelintir pihak.
"Ironisnya, desa sebagai produsen utama belum berdaulat atas hasilnya sendiri," ungkap Wamenkop.
Oleh karena itu, menurut Wamenkop, di tengah era ketika desa kerap hanya menjadi objek pembangunan, Kopdes/Kel Merah Putih hadir untuk mengembalikan kontrol ekonomi ke tangan masyarakat desa itu sendiri.
"Maka, Kopdes/Kel kita dorong untuk tidak hanya menjadi wadah usaha, melainkan alat transformasi rantai nilai," pungkasnya.