Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mencatat kenaikan sepanjang tahun berjalan yang mengalahkan kinerja aset lainnya, seiring meningkatnya permintaan di tengah ketidakpastian global.
Bareksa Prioritas, layanan investasi eksklusif hasil kolaborasi antara Bareksa dan Jagartha Advisors, menilai kondisi ini sebagai sinyal kuat bagi investor, khususnya nasabah High Net-Worth Individuals (HNWI), untuk mempertimbangkan diversifikasi aset ke instrumen emas logam mulia.
Harga emas global sudah naik 26% sepanjang semester pertama 2025, mencatat kinerja terbaik di antara kelas aset utama di dunia sepanjang period 6 bulan tersebut, menurut data World Gold Council (WGC).
Head of Investment Bareksa, Christian Halim mengatakan, ketidakpastian datang dari penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap negara-negara mitra dagangnya yang masih belum jelas. Di samping itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga masih berlangsung, sehingga mendukung kenaikan harga emas.
"Emas kembali menunjukkan perannya sebagai pelindung nilai utama di tengah ketidakpastian global. Lonjakan harga emas menjadi cerminan kekhawatiran investor atas stabilitas geopolitik dan arah kebijakan moneter global,” tutur Christian, seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin (21/7/2025).
Di samping itu, data WGC juga menunjukkan bank-bank sentral dunia masih mengakumulasi logam mulia ini sebagai cadangan mereka. Bahkan, survei WGC mengatakan cadangan emas bank sentral akan terus naik dalam 12 bulan ke depan
.
Prediksi Harga Emas
Sementara itu, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menyebutkan lembaga keuangan global seperti Goldman Sachs memproyeksikan harga emas dapat menembus USD 3.700 per ounce pada akhir 2025 dan USD 4.000 pada 2026.
Bahkan Bank of America memprediksi harga emas berpotensi mencapai USD 4.000 pada paruh kedua tahun ini, seiring meningkatnya aksi beli dari bank sentral dunia yang mendiversifikasi cadangan devisa mereka dari dolar AS.
“Seiring dengan penguatan harga emas global, harga emas domestik juga mengalami penguatan. Apalagi ditambah dengan adanya faktor kurs, investor dalam negeri bisa memanfaatkan emas logam mulia sebagai instrumen untuk hedging ketika terjadi ketidakpastian di ranah global,” tutur Erik.
Di pasar domestik, harga emas fisik yang tersedia melalui fitur Bareksa Emas juga menunjukkan lonjakan. Per Kamis, 17 Juli 2025, harga emas Treasury tercatat Rp1,82 juta per gram. Harga tersebut naik sekitar Rp10.000 dibandingkan Rabu, 16 Juli 2025. Sementara itu, harga emas Antam juga naik Rp5.000 menjadi Rp1,92 juta per gram.
CEO Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh merekomendasikan kepada investor dari semua profil risiko untuk mulai mengakumulasi investasi emas secara bertahap melalui strategi dollar cost averaging (DCA), demi mengurangi dampak volatilitas harga jangka pendek.
Diversifikasi Portofolio
Strategi ini dinilai lebih bijak dibandingkan pembelian secara sekaligus, mengingat potensi fluktuasi harga yang masih bisa terjadi meskipun tren jangka menengah hingga panjang cenderung menguat.
"Jika harga emas berhasil menembus level psikologis US$3.500, maka penguatan lanjutan sangat mungkin terjadi. Namun, bagi investor yang menunggu kepastian arah harga, strategi investasi bertahap tetap menjadi pilihan rasional dan berisiko lebih rendah,” ujar Ricky.
Dengan kondisi geopolitik yang memanas dan prospek pelonggaran kebijakan moneter global, emas kembali menjadi instrumen lindung nilai yang kuat.
Bareksa Prioritas siap membantu para nasabah HNWI untuk merancang strategi diversifikasi portofolio yang optimal melalui emas dan aset lainnya yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi jangka panjang.
Harga emas
- Emas spot global: USD 3.335 per troy ounce
- Bareksa emas-treasury: Rp 1.815.977 per hram
- Logam mulia Antam: Rp 1.919.000 per gram