Liputan6.com, Jakarta Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai kegagalan gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan berdampak signifikan pada pasar global, termasuk komoditas emas.
“Gencatan senjata antara Israel dan Hamas, ini pun juga gagal total dan Amerika keluar dari perundingan tersebut. Karena Hamas sendiri sepertinya tidak menginginkan genjatan senjata. Karena ada poin-poin yang merugikan Hamas sendiri,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025).
Situasi ini menambah panjang daftar konflik bersenjata yang belum terselesaikan, dan semakin memperkuat persepsi bahwa kondisi keamanan dunia belum stabil. Ketika geopolitik memanas, harga emas biasanya mengalami penguatan karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko global.
Kata Ibrahim, bahkan jika belum terjadi lonjakan harga secara drastis, sentimen negatif dari konflik ini sudah cukup kuat untuk menahan harga emas agar tidak jatuh terlalu dalam.
Emas kembali dipandang sebagai aset perlindungan jangka menengah di tengah gejolak yang berpotensi meluas ke kawasan lain.
“Kemungkinan besar kalau seandainya melemah dalam perdagangan dia (emas) akan terbang kembali karena fundamental yang positif itu adalah 60% untuk harga emas yaitu di USD3.357, Kalau seandainya itu kena kemungkinan di USD3.380,” ujarnya.
Ketegangan Menyebar ke Kawasan: Yaman, Lebanon, hingga Suriah
Konflik di Jalur Gaza bukan satu-satunya sumber ketegangan di kawasan Timur Tengah. Ibrahim mengingatkan bahwa ketegangan tersebut bisa merembet ke wilayah lain seperti Yaman, Lebanon, bahkan Suriah.
“Nah, ini yang kemungkinan besar perang di Jalur Gaza ini masih akan terus terjadi dan akan berdampak terhadap wilayah sekitarnya seperti Yaman, kemudian Libanon, Hezbollah, Yaman Houthi, kemudian Suriah. Nah, ini yang akan memercik kembali geopolitik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa investor global kini mengamati perkembangan ini dengan cermat karena eskalasi konflik bisa memicu lonjakan harga komoditas, terutama emas.
Sisi Fundamental Pengaruhi Harga Emas Dunia
Disisi lain Ibrahim menjelaskan, keputusan suku bunga The Fed sangat penting bagi pergerakan harga emas dunia. Suku bunga yang rendah membuat instrumen investasi berbasis dolar menjadi kurang menarik, dan investor pun melirik aset safe haven seperti emas. Hal inilah yang membuat pelaku pasar sangat fokus pada pertemuan The Fed pekan depan.
“Yang sedang ditunggu oleh pasar itu adalah pernyataan dari Powell dalam masalah perekonomian ke depan paskah perang dagang dimulai,” ujarnya.
Menurut Ibrahim, ada dua kemungkinan skenario yang akan terjadi. Pertama, jika suku bunga dipertahankan, maka harga emas bisa terdongkrak oleh ketegangan politik antara Trump dan The Fed. Kedua, jika suku bunga diturunkan, harga emas akan langsung mendapat dorongan kuat dari sentimen pasar.