Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengapresiasi Arab Saudi. Hal ini seiring Gedung Putih mengumumkan komitmen Arab Saudi investasi USD 600 miliar atau sekitar Rp 9.972 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.620). Komitmen investasi itu dalam serangkaian kesepakatan dengan Amerika Serikat.
Mengutip CNBC, Donald Trump juga mengumumkan di sebuah forum investasi di Riyadh kalau ia memerintahkan pencabutan semua sanksi AS terhadap Suriah. Hal ini untuk memberikan kesempatan meraih kejayaan.
Pidato Donald Trump di konferensi investasi tersebut disampaikan setelah ia menandatangani sejumlah perjanjian bilateral selama kunjungan kenegaraan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Di antara perjanjian yang berhasil dicapai adalah kesepakatan penjualan pertahanan senilai hampir USD 142 miliar atau Rp 2.359 triliun, yang menyediakan kerajaan tersebut dengan "peralatan dan layanan perang canggih dari lebih dari selusin perusahaan pertahanan AS”. Demikian disampaikan Gedung Putih.
Komitmen tersebut hampir dua kali lipat dari anggaran pertahanan Arab Saudi 2025, yang berjumlah total USD 78 miliar atau sekitar Rp 1.296 triliun. Pengumuman Gedung Putih tidak menyebutkan kapan kesepakatan pertahanan.
Bin Salman, yang berbicara di hadapan Trump pada konferensi investasi tersebut, mengatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan kemitraan AS-Saudi menjadi USD 1 triliun atau sekitar Rp 16.592 triliun di seluruh sektor militer, keamanan, ekonomi, dan teknologi.
Para ekonom menunjukkan memenuhi janji investasi tersebut akan menjadi tantangan bagi kerajaan tersebut, yang menghadapi biaya yang sangat tinggi untuk ambisi investasi Visi 2030-nya sendiri.
Harga minyak global yang lebih rendah dan proyek belanja publik yang besar telah menyebabkan defisit anggaran yang semakin besar bagi Riyadh.
Gedung Putih juga mengumumkan komitmen dari bisnis infrastruktur digital Saudi, DataVolt, untuk mengejar investasi USD 20 miliar atau sekitar Rp 332,35 triliun di pusat data AI di AS.
Total angka investasi tersebut juga mencakup gabungan komitmen USD 80 miliar atau sekitar Rp 1.329 triliun dari DataVolt, Google, Oracle, Salesforce, AMD, dan Uber untuk berinvestasi di AS dan Arab Saudi, menurut Gedung Putih.