Liputan6.com, Jakarta Rencana kehadiran Bank Umum Syariah (BUS) yang merupakan hasil penggabungan unit usaha syariah (UUS) BTN dengan Bank Victoria Syariah (BVIS) dinilai bakal mewarnai industri perbankan syariah nasional.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan, calon BUS baru ini dinilai memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni dalam pembiayaan perumahan berprinsip syariah serta layanan perbankan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.
Hal itu, terbukti dengan positioning BTN Syariah yang telah menguasai 28 persen pangsa pasar pembiayaan perumahan berbasis syariah secara nasional per Oktober 2024, lebih spesifik lagi, di pasar pembiayaan perumahan subsidi syariah, BTN Syariah telah menguasai 90 persen.
"BTN Syariah akan bermetamorfosis menjadi bank syariah baru yang kekuatannya tidak akan kalah dari pemain besar yang mendominasi perbankan syariah nasional," kata dia dikutip dari Antara, Jumat (8/8/2025).
Hal tersebut tidak lepas dari dukungan konsisten yang diberikan induknya selama ini, yaitu BTN, sehingga kehadiran BTN Syariah dengan potensi pertumbuhannya yang pesat telah ditunggu-tunggu oleh pasar.
Pertumbuhan Bisnis
Dukungan kuat induk usaha tercermin dari pertumbuhan bisnis BTN Syariah yang tetap positif dalam situasi dinamika perekonomian domestik dan global.
Selama 20 tahun terakhir, BTN Syariah bertumbuh double-digit berdasarkan pertumbuhan rerata per tahunnya (compound annual growth rate/CAGR), misalnya pada 2009, total aset BTN Syariah baru mencapai Rp2,25 triliun, namun per akhir 2024 nilainya Rp61 triliun atau rata-rata bertumbuh 22,83 persen setiap tahunnya.
Pertumbuhan ini dijaga konsisten oleh BTN Syariah, bahkan dengan level yang lebih tinggi dari induknya sendiri. Terlihat dari pencapaian kinerja per kuartal I-2025, yang menunjukkan pembiayaan yang naik 18,2 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp46,3 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp39,1 triliun.
Emir menyebutkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BTN Syariah juga terus terjaga, tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 19,9 persen yoy menjadi Rp51,4 triliun pada akhir Maret 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp42,9 triliun.
Pencapaian Positif
Menurut dia, pencapaian positif BTN Syariah yang konsisten ini harus didukung dengan mesin yang lebih besar, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya, yang pada akhirnya industri perbankan syariah nasional juga akan diuntungkan.
"Kehadiran BTN Syariah sebagai pemain baru dengan status BUS telah memiliki expertise di bidangnya dengan berbagai layanan perbankan syariah unggulan yang dimilikinya menjadi hal yang urgent saat ini," katanya pula.
Dia menambahkan, saat ini masih banyak area dan segmen masyarakat yang belum banyak terjamah oleh layanan syariah yang ada dan itu tidak mungkin jika hanya dilayani oleh satu pemain saja.