Rupiah Dibuka Melemah Tipis, Potensi Penguatan Terbuka Lebar

12 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin pagi ini. Pelemahan rupiah ini lebih dipengaruhi faktor eksternal. Analis memperkirakan ada kemungkian rupiah bakal menguat hari ini. 

Pada Senin (28/7/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta melemah sebesar 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp 16.329 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.320 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, kurs rupiah berpotensi menguat seiring harapan kesepakatan tarif ke depan, menyusul perjanjian antara Uni Eropa (UE) dengan Amerika Serikat (AS).

“Namun, penguatan mungkin terbatas dan juga ada potensi berbalik melemah, mengingat pekan ini investor mengantisipasi sikap hawkish The Fed dalam FOMC (Federal Open Market Committee),” katan Lukman Leong, di Jakarta, Senin.

Mengutip Sputnik, kesepakatan perdagangan antara AS dan UE mencakup tarif nol banding nol untuk produk-produk strategis tertentu, termasuk semua pesawat dan komponennya, serta bahan baku kritis, kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Hal ini juga mencakup bahan kimia tertentu, obat generik tertentu, peralatan semikonduktor, produk pertanian tertentu, hingga sumber daya alam.

Von der Leyen lebih lanjut mengatakan EU akan membeli "sejumlah besar" gas alam cair, minyak bumi, dan bahan bakar nuklir dari AS, sehingga mendiversifikasi sumber pasokan sekaligus berkontribusi pada ketahanan energi Eropa, katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa nilai energi yang diimpor dari AS akan mencapai USD 750 miliar dalam tiga tahun, atau 250 miliar dolar AS setiap tahunnya.

Pemotongan Suku Bunga

Di sisi lain, potensi penguatan kurs rupiah diprediksi terbatas, karena The Fed diduga takkan memangkas suku bunga dan Gubernur Bank Sentral AS bakal kembali mengeluarkan pernyataan hawkish terkait inflasi.

Rentetan data ekonomi penting AS, seperti data tenaga kerja Nonfarm Payrolls (NFP), inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE), dan data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II AS yang diperkirakan akan menguat akan mendukung dolar AS.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nilai tukar rupiah diprediksi berkisar Rp 16.250-Rp 16.400 per dolar AS.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |