Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi pembayaran digital di Indonesia, Bank Indonesia (BI) terus mendorong kemudahan dalam transaksi melalui sistem yang aman dan cepat.
Salah satu terobosan terbaru dalam sistem pembayaran ini adalah penggunaan QRIS TAP yang memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC) untuk meningkatkan kecepatan transaksi.
Menurut Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono, QRIS TAP hadir untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih efisien, aman, dan terintegrasi.
Dicky menjelaska, pada dasarnya, QRIS adalah sebuah kanal yang menghubungkan konsumen dengan sumber dana untuk melakukan pembayaran.
Namun, selama ini, banyak orang yang masih mengandalkan teknologi pemindaian menggunakan kamera ponsel untuk membaca kode QR. Dalam implementasi terbaru, QRIS TAP mengoptimalkan penggunaan NFC teknologi komunikasi jarak dekat yang membaca frekuensi radio, bukan menggunakan kamera.
"Nah, isinya gabungan dari QRIS yang kita sebut CPM Customer Presented Mode, dengan teknologi NFC. NFC ini bisa dikatakan yang dibaca adalah radio frekuensinya, bukan membaca melalui kamera," kata Dicky dalam Taklimat Media QRIS TAP di Gedung Thamrin Bank Indonesia Kantor Pusat, Jumat (14/3/2025).
Dengan demikian, QRIS TAP memungkinkan pembaca untuk menangkap data transaksi dengan lebih cepat dan efisien. Prosesnya dimulai dengan membuka mobile banking dan mengeluarkan QR yang sudah terintegrasi dengan NFC. Teknologi NFC ini memungkinkan pembaca untuk membaca informasi transaksi hanya dengan mendekatkan perangkat ke sumber, tanpa perlu menggunakan kamera.
Keunggulan QRIS TAP
Kata Dicky, salah satu keunggulan utama dari QRIS TAP adalah kecepatan transaksi yang sangat cepat. Pada uji coba, transaksi dapat diproses dalam waktu hanya 0,3 detik, jauh lebih cepat dibandingkan dengan teknologi chip-based yang memerlukan waktu sekitar 4-5 detik untuk membaca chip.
"So far uji-coba kita bisa sampai 0,3 detik, compare dengan UE chip based yang hanya gampangnya membaca di reader dengan chip based itu 4-5 detik, hampir berapa persen lebih cepat, sangat cepat," ujar dia.
Menurut dia, kecepatan ini tentunya akan sangat menguntungkan di berbagai sektor, terutama dalam transportasi publik. Misalnya, dengan QRIS TAP, proses keluar-masuk kendaraan umum atau pembayaran di stasiun bisa berlangsung jauh lebih cepat, mengurangi waktu antrian yang seringkali menjadi masalah bagi banyak pengguna.
"Ini kalau digunakan di transportasi itu mengurangi antrean, akan lebih cepat," ujarnya.
Selain kecepatan, QRIS TAP juga menawarkan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan sistem pembayaran QRIS tradisional. QR yang digunakan dalam sistem QRIS TAP akan berubah secara otomatis setiap 30-40 detik, sehingga kode yang digunakan tidak statis dan sulit untuk dipalsukan.
"Kemudian QR nya setiap 30-40 detik masing-masing PJP, masing-masing bank bisa berubah, itu berganti, gak statis, kalau yang kita scan kan statis," jelasnya.
Hal ini membuatnya lebih aman dibandingkan dengan QR statis yang dapat dipindahkan atau diganti oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian, Customer Presented Mode (CPM) yang diterapkan dalam QRIS TAP menjamin keamanan bagi pengguna.
Interoperabilitas dan Integrasi Multi-Platform
Salah satu aspek yang paling menarik dari QRIS TAP adalah kemampuannya untuk menghubungkan berbagai instrumen pembayaran. Dalam teknologi NFC tradisional, biasanya hanya bank tertentu atau dompet digital tertentu yang dapat digunakan, seperti BCA atau Mandiri. Namun, QRIS TAP mendukung berbagai platform, baik itu mobile banking dari bank-bank besar, dompet digital, seperti, GoPay, Dana, atau berbagai penyedia layanan lainnya.
"Kita juga melihat bahwa QRIS TAP ini punya kekuatan yang nomor satu itu. Di depan mesinnya satu, nanti bisa membaca banyak instrumen yang dikeluarkan oleh PJP. Mau punya mobile banking BCA, mau mandiri, mau dana, mau gopay, apapun yang ada sekarang uang elektronik maupun sumber dananya misalnya di akun itu bisa langsung terhubung semua," ujar dia.
Hal ini menciptakan ekosistem pembayaran yang lebih interconnected, interoperated, dan integrated (3I), yang memungkinkan pengguna untuk bertransaksi dengan mudah menggunakan berbagai sumber dana atau instrumen pembayaran tanpa hambatan.
"Kita pengennya semuanya 3I bacanya. Interconnected, Interoperated, Integrated. Mendukung multi-user, multi-switching melalui SNAP," pungkasnya.