Mentan Bongkar Peredaran Pupuk Palsu, Bikin Petani Rugi Rp 3,2 Triliun

7 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap, ditemukan peredaran lima jenis pupuk palsu yang berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi petani. Total kerugian secara nasional diperkirakan mencapai Rp 3,2 triliun.

Temuan ini disebut sangat merugikan petani karena sebagian besar dari mereka menggunakan dana pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membeli pupuk. Bila gagal panen akibat pupuk palsu, para petani terancam bangkrut.

"Bayangkan, kalau pupuknya palsu, itu kerugian petani. Baru kita temukan di lima (jenis) pupuk palsu saja, potensi kerugian petani sudah Rp 3,2 triliun. Tapi ini bukan soal nominalnya, petaninya bisa langsung bangkrut, ini pinjaman, pinjaman KUR," kata Amran dikutip dari Antara, Sabtu (12/7/2025).

Meski belum membeberkan secara detail jenis dan lokasi pupuk palsu yang ditemukan, Amran memastikan pihaknya akan bertindak tegas terhadap pelaku. Ia menegaskan tidak akan memberikan ruang toleransi bagi oknum yang menipu petani.

Amran juga menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang tega mencari keuntungan dengan merugikan petani. Menurutnya, tindakan menjual pupuk palsu merupakan kejahatan serius yang harus segera diberantas dari sektor pertanian.

"Ini tegak, ini kita harus bereskan. Selama kami di pertanian, kami fokus, kami betul-betul ingin pertanian Indonesia berjaya," ucapnya.

Mentan juga menegaskan bahwa seluruh langkahnya sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang ingin mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui swasembada.

"Kami ingin Indonesia menjadi lumbung pangan dunia seperti perintah Bapak Presiden (Prabowo Subianto)," ujarnya.

Amran berkomitmen untuk terus mendorong kemajuan pertanian Indonesia agar para petani tidak lagi menjadi korban dari permainan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Jual Pupuk Subsidi Lebih Mahal dari HET, Siap-Siap Disegel Mentan Amran

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan ada sejumlah daerah yang menjual pupuk bersubsidi lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET). Tindakan penutupan akan dilakukan pada pekan ini.

Amran memastikan akan menindak penjual pupuk subsidi di atas HET. Menyusul adanya laporan dari masyarakat.

"Ada beberapa daerah yang menaikkan harga pupuk di atas HIT. Pasti ditindak," tegas Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (30/6/2025).

Dia mengatakan, proses penutupan akan dilakukan pada pekan ini. Jika terbukti melanggar harga jual yang ditetapkan, maka akan langsung disegel, ditutup, bahkan diblokir dari kerja sama penjualan pupuk subsidi.

"Insya Allah kita, mungkin minggu ini kita tutup. Semua yang di atas HET seluruh Indonesia, yang kami temukan, langsung di lock, di kunci, tidak boleh lagi menjual pupuk," kata Amran.

"Itu kesepakatan kami, dan insya Allah minggu ini kami lakukan. Jadi terus menerus, kita tidak boleh terhenti. Karena swasembada pangan ini harus berkelanjutan," imbuhnya.

Wamentan Mau Bereskan Masalah Pupuk

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono diminta bisa mengatasi kendala penyaluran pupuk subsidi ke petani. Menyusul penunjukkannya sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia (Persero).

Soal distribusi pupuk menjadi salah satu perhatian Sudaryono. Meski, secara tata kelola pupuk subsidi dinilai sudah banyak perbaikan.

"Walaupun so far, sejauh ini pupuk juga hampir dipastikan tidak banyak kendala, tapi masih ada 1-2 yang memang harus kita bereskan," tegas Wamentan Sudaryono, di Kantor Kementan, Jakarta, dikutip Senin (23/6/2025).

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Nasional, Hilmi Rahman berharap Sudaryono bisa berpengaruh dalam mengawal distribusi pupuk subsidi ke petani. Menurutnya, kompetensi Sudaryono sebagai pemangku kepentingan pembentuk kebijakan bisa melakukan hal tersebut.

“Dengan menempatkan beliau di PT Pupuk Indonesia, diharapkan tidak ada lagi kelangkaan pupuk. Karena beliau bisa menjalankan dua fungsi pengendalian, yakni kebijakan dan distribusi,” kata Hilmi.

"Dengan latar belakangnya di Kementerian Pertanian, dia punya pemahaman kuat soal kebutuhan dan problem riil petani. Saya yakin, kalau dikelola dengan baik, petani bisa benar-benar ‘happy’,” sambung Hilmi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |