Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyambut dengan antusias kesepakatan politik atas Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang diumumkan secara resmi di Brussels, Belgia. Momen ini menandai keberhasilan diplomasi ekonomi setelah sembilan tahun proses negosiasi intensif sejak 2016.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa implementasi IEU-CEPA berpotensi menggandakan nilai perdagangan bilateral hingga USD 60 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
"Selain mendorong ekspor, kesepakatan ini juga diharapkan menarik gelombang investasi asing langsung (FDI) ke berbagai sektor strategis seperti manufaktur, hilirisasi, energi terbarukan, dan digitalisasi industri," jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/7/2025).
Salah satu pencapaian penting dalam kesepakatan ini adalah dirampungkannya Bab Investasi (Investment Chapter), bagian yang selama bertahun-tahun menjadi titik krusial dalam proses negosiasi.
Di bawah koordinasi Rosan Roeslani dan tim negosiator yang dipimpin Deputi Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi, Prof. Dr. Tirta Nugraha Mursitama, Indonesia berhasil menyepakati prinsip-prinsip investasi yang adil, terbuka, dan kompetitif.
Magnet Baru Investasi Berkualitas dari Eropa
Perjanjian IEU-CEPA dinilai sebagai katalis utama masuknya investasi berkualitas tinggi dari negara-negara anggota Uni Eropa. Beberapa negara telah menunjukkan minat yang signifikan:
- Jerman: Tertarik pada pengembangan kendaraan listrik dan rantai pasok industri teknologi tinggi.
- Prancis: Siap mendukung transisi energi nasional melalui PLTS dan teknologi hijau.
- Belanda: Fokus pada kerja sama pelabuhan pintar dan logistik digital ramah lingkungan.
- Italia: Berminat pada sektor farmasi, alat kesehatan, dan bioteknologi.
- Denmark: Menawarkan kemitraan dalam bidang energi angin dan efisiensi energi.
- Finlandia: Membuka peluang kerja sama di sektor digital, kecerdasan buatan, dan pendidikan jarak jauh.
Indonesia menegaskan bahwa perjanjian ini dirancang secara seimbang dan tetap menjaga kedaulatan ekonomi nasional. Mekanisme perlindungan investor dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas, namun tetap memberikan ruang bagi kebijakan strategis nasional seperti hilirisasi, transisi energi, dan pemberdayaan pelaku usaha lokal.
Melalui IEU-CEPA, Indonesia menegaskan posisinya sebagai pusat industri strategis di kawasan Indo-Pasifik. Kesepakatan ini tidak hanya membuka gerbang bagi investasi global, tetapi juga memperkuat fondasi kemitraan jangka panjang yang bertumpu pada keberlanjutan, inovasi, dan transformasi digital.
Diumumkan Langsung oleh Prabowo
Untuk diketahui, Pengumuman kesepakatan IEU-CEPA disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, disaksikan jajaran kementerian teknis dari Indonesia seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kementerian Perdagangan, serta lembaga terkait lainnya.
IEU-CEPA sebagai perjanjian komprehensif mencakup perdagangan barang dan jasa, perlindungan investasi, ketentuan teknis, hingga kerja sama pembangunan berkelanjutan.
Perjanjian ini diharapkan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk unggulan Indonesia serta memberikan kepastian hukum bagi investor kedua belah pihak.