Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah turun pada perdagangan hari Senin, karena investor mempertimbangkan ancaman baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berupa sanksi kepada pembeli minyak Rusia yang dapat memengaruhi pasokan global. Selain itu, investor juga masih dilanda khawatir dengan tarif Trump.
Mengutip CNBC, Selasa (15/7/2025), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,15 atau 1,63% dan ditutup pada USD 69,21 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun USD 1,47 atau 2,15%, ditutup pada USD 66,98 per barel.
Trump mengumumkan senjata baru untuk Ukraina dan mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada pembeli minyak yang diekspor Rusia kecuali Rusia menyetujui kesepakatan damai dalam 50 hari.
Harga minyak menguat di awal sesi, di tengah ekspektasi bahwa Washington akan memberlakukan sanksi yang lebih berat. Namun, harga minyak melemah karena para pedagang mempertimbangkan tenggat waktu 50 hari.
"Pasar menganggapnya negatif karena tampaknya masih banyak waktu untuk bernegosiasi," kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn.
"Kekhawatiran akan sanksi langsung terhadap minyak Rusia masih jauh di masa depan daripada yang diperkirakan pasar pagi ini," tambah dia.
Trump Frustrasi
Pekan lalu, Trump mengatakan ia akan membuat pernyataan besar tentang Rusia pada hari Senin, setelah mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena kurangnya kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina.
Ekspor produk minyak laut Rusia pada Juni turun 3,4% dari Mei menjadi 8,98 juta metrik ton.
RUU bipartisan AS yang akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia mendapatkan momentum pekan lalu di Kongres. Sementara itu, para utusan Uni Eropa hampir menyetujui paket sanksi ke-18 terhadap Rusia yang akan mencakup penurunan batas harga minyak.
Tarif Dagang
Investor juga mengamati hasil perundingan tarif AS dengan mitra dagang utama.
Uni Eropa dan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang menggodok kesepakatan perdagangan dengan AS yang akan meringankan dampak tarif yang akan datang karena Washington mengancam akan mengenakan bea masuk yang besar mulai 1 Agustus.
Negara-negara anggota Uni Eropa menganggap ancaman tarif Trump "sama sekali tidak dapat diterima", kata Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen pada hari Senin dalam konferensi pers bersama dengan Kepala Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic di Brussels.
Impor China
Dalam data bea cukai yang dirilis pada hari Senin, impor minyak China pada Juni meningkat 7,4% secara tahunan menjadi 12,14 juta barel per hari, tertinggi sejak Agustus 2023, memberikan sedikit dukungan.
"Masih ada persepsi ketat di pasar, dengan sebagian besar inventaris menumpuk di China dan di kapal, dan bukan di lokasi-lokasi utama," kata analis UBS Giovanni Staunovo.