Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, meminta Perum Bulog untuk segera mengguyur beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui operasi pasar. Langkah ini diharapkan mampu meredam tren kenaikan inflasi beras yang mulai terlihat.
Menko Zulkifli menjelaskan bahwa kebutuhan beras kini lebih tinggi dibanding produksinya, terutama karena Indonesia memasuki masa panen gadu yang hasilnya lebih rendah dibandingkan panen raya Maret-Mei lalu.
“Jadi kebutuhan lebih banyak, produksinya lebih kecil, maka harganya agak naik. Inflasi tadi ada di urutan tiga mengenai beras. Oleh karena itu sudah diputuskan di sini, Bulog untuk mempercepat operasi pasar,” kata Zulkifli di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, pada Sabtu (26/7/2025).
Dia menegaskan bahwa stok beras SPHP sebanyak 1,3 juta ton siap digelontorkan ke pasaran. Namun, ia mewanti-wanti agar penyalurannya diperketat untuk menghindari praktik pengoplosan beras SPHP.
“Sudah ada 1,3 juta (ton), sudah ada 1,3 juta guyur ke pasar tapi dengan pengawasan yang ketat. Harus betul-betul itu SPHP bisa dipasarkan dalam bentuk SPHP, enggak dicampur-campur,” tegasnya.
Menko Zulkifli menuturkan, "Sekarang memang sudah tidak panen raya Pak ya, Gadu, masuk gadu. Nah oleh karena itu, tentu (antara) produksi dengan kebutuhan, lebih tinggi kebutuhan. Kalau waktu Maret, April, Mei kita panen raya. Jadi produksi jauh lebih banyak dari kebutuhan. Pasti inflasi Pak Mendagri kecil,” tandasnya.
Peluncuran Gerakan Pangan Murah (GPM) Beras SPHP oleh Bulog
Sebelumnya, Perum Bulog bersama kementerian terkait dan BUMN strategis secara resmi telah meluncurkan Gerakan Pangan Murah (GPM) Beras SPHP. Peluncuran ini bertempat di Kantor Pos Besar Fatmawati, Jakarta Selatan, sebagai wujud sinergi lintas sektor dalam mengamankan stabilitas harga pangan nasional.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan, Menteri Pertanian, perwakilan Kementerian Perdagangan dan BUMN, Kepala Badan Pangan Nasional, hingga perwakilan Satgas Pangan. Direktur utama sejumlah BUMN seperti PT Pos Indonesia, PT Pupuk Indonesia, ID Food, dan PT Perkebunan Nusantara III juga turut ambil bagian.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan bahwa Gerakan Pangan Murah SPHP dilaksanakan secara serentak di lebih dari 5.000 titik di seluruh Indonesia.
Harga Beras SPHP dan Komitmen Distribusi
Masyarakat dapat memperoleh beras SPHP dengan kualitas baik seharga Rp12.500 per kilogram atau Rp62.500 per kemasan 5 kg, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk wilayah Jawa.
“Program SPHP adalah instrumen penting pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat serta mengendalikan inflasi pangan. Bulog berkomitmen untuk memastikan ketersediaan dan distribusi beras SPHP secara merata,” ujar Ahmad Rizal dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).
Untuk memperluas jangkauan distribusi, Perum Bulog menggandeng sejumlah mitra strategis seperti PT Pos Indonesia, PT Pupuk Indonesia, ID Food, dan PT Perkebunan Nusantara III, didukung berbagai instansi pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari operasi pasar guna merespons kenaikan harga di beberapa wilayah.
“Sebanyak 1,3 juta ton SPHP digelontorkan, dengan harga Rp62.500 per 5 kg. Diharapkan ini mampu meredam lonjakan harga,” tuturnya.
Target Bantuan Pangan 360.000 Ton
Senada, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menambahkan bahwa operasi ini dilakukan secara besar-besaran. “Ini untuk menjaga agar harga tetap stabil saat stok melimpah. Target penyaluran kita mencakup 360.000 ton untuk bantuan pangan dan 1,3 juta ton untuk SPHP. Kami optimistis dalam 1–2 minggu ke depan, harga akan turun,” jelasnya.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya penyaluran yang tepat sasaran. “BULOG sudah menyiapkan mekanisme agar penjualan tetap berada di bawah HET, sesuai juknis dari Badan Pangan Nasional. Tadi ibu-ibu senang membeli beras SPHP. Ini kolaborasi yang hebat,” ungkapnya.