Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membagikan cara mengetahui atau membedakan beras oplosan dengan premium. Yakni dengan melihat komposisi isi beras lebih banyak patahan daripada beras utuh.
“Jadi pertama, brokennya. Kedua, itu kelihatan utuh. Dia sangat kecil kadar airnya 14 persen,” kata Mentan di kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi juga menyebut patahan beras sebagai cara utama membedakan beras.
Dalam konteks beras premium dan medium, misalnya, bila patahan beras lebih banyak dengan kadar broken mencapai 25 persen, maka bisa dipastikan beras tersebut merupakan beras medium. Sedangkan beras premium seharusnya didominasi oleh butir utuh, hanya ada sedikit patahan beras.
Cara lainnya yaitu dengan melihat harga beras. Beras premium umumnya berada pada rentang harga Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram. Sedangkan beras medium di kisaran Rp12 ribu per kilogram.
Arief pun meminta masyarakat untuk merujuk pada Peraturan Badan Pangan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras.
Dalam aturan itu, pihaknya telah merinci parameter yang bisa dijadikan acuan untuk menilai mutu beras.
Untuk derajat sosoh dan kadar air seluruh kategori, baik premium, medium, submedium, dan pecah, ditetapkan dengan ketentuan yang sama. Derajat sosoh yakni minimal 95 persen dan kadar air tidak melebihi 14 persen.
Sedangkan ketentuan butir menir, butir patah, butir beras lainnya, butir gabah, serta benda lainnya ditetapkan berbeda.
Ciri Beras Premium
Untuk beras premium, kandungan butir menir maksimal 0,5 persen, dan butir patahnya tidak boleh lebih dari 15 persen.
Komposisi butir lainnya dibatasi maksimal satu persen, sementara butir gabah dan benda lain nol persen.
Untuk beras medium, butir menir ditetapkan sebesar dua persen dan patahan beras mencapai 25 persen.
Total butir lainnya diperbolehkan hingga empat persen, dengan kandungan butir gabah maksimal satu persen dan benda lain 0,05 persen.
Untuk beras submedium, butir menir maksimal empat persen, patahan beras 40 persen, butir beras lain maksimal lima persen, butir gabah dua persen, dan benda lain 0,05 persen.
Sedangkan untuk beras pecah, toleransi butir menir maksimal lima persen, butir patah di atas 40 persen, butir beras lain lima persen, butir gabah tiga persen, dan benda lain 0,05 persen.
Ritel Modern Turunkan Harga Beras Premium Rp 200 per Kg
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengungkapkan, produsen beras telah meminta harga beras premium di ritel modern turun Rp 200 per kg.
"Sejak kemarin para produsen sudah membuat surat kepada kita untuk menurunkan harga jual HET (beras premium), yang dari Rp 74.500 per 5 kg itu turun Rp 1.000. Jadi turun Rp 200 per kg," ujar Solihin saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Solihin mengaku tidak tahu apa alasan produsen meminta ritel modern memangkas harga beras premium tersebut. Namun, permintaan itu muncul di tengah adanya temuan beras oplosan di rak-rak gerai ritel.
Jual Beras ke Konsumen
Namun, ia menegaskan, ritel modern hanya menjual beras premium kepada konsumen akhir, bukan sebagai produsen. Sehingga, ia turut meminta kejelasan kontrak dengan supplier, bahwa yang mereka beli adalah beras premium.
"Peritel adalah yang menjual barang akhir kepada konsumen. Tidak memproduksi, anggota saya Aprindo tidak memproduksi barang yang dimaksud," seru Solihin.
"Dengan adanya hal tersebut kita minta kepada para pemasok, prinsipal, apapun supplier dia harus buat surat pernyataan. Karena dalam kontrak kerja kita kepada pemasok itu adalah jelas yang kita beli adalah beras premium," tegasnya.