Liputan6.com, Jakarta - Cinta itu mahal, tetapi tidak selalu seperti ini. Dulu romansa mungkin dengan mengatakan “aku cinta kamu”. Namun, saat ini, kompetisi untuk mendapatkan buket bunga terakhir yang mahal di toko bunga.
Mengutip Yahoo Finance, Selasa (11/2/2025), menjelang 14 Februari 2025, pasangan berencana habiskan lebih banyak uang daripada sebelumnya untuk menunjukkan kesetiaan.
Menurut National Retail Federation, orang Amerika Serikat (AS) akan habiskan USD 27,5 miliar atau sekitar Rp 450,51 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.382) saat Hari Valentine atau Valentine Day pada 2025, naik dari USD 25,8 miliar atau sekitar Rp 422,67 triliun pada tahun lalu, dan sedikit di atas rekor sebelumnya sebesar USD 27,4 miliar yang ditetapkan pada 2020. Ini berarti rata-rata USD 188,81 atau sekitar Rp 3,08 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.358).
Dalam hal hadiah, hadiah klasik masih menjadi yang paling utama. Lebih dari separuh pembeli (56 persen) berencana membeli permen, diikuti bunga (40 persen), kartu ucapan (40 persen), jalan-jalan (35 persen), dan perhiasan (22 persen).
Beberapa pasangan kekasih juga memikirkan hadiah selain coklat. “Saya membelikan pacar saya lima rekaman Lana Del Rey. Totalnya USD 250,” ujar seorang pembeli saat diwawancara MoneyWise.
Namun, dengan meningkatnya biaya hidup, lonjakan pengeluaran Hari Valentine hanya memperkuat satu kebenaran, cinta bukan lagi sekadar emosi melainkan investasi.
Daftar Bertambah
Seiring meningkatnya pengeluaran saat Hari Valentine, begitu pula daftar penerima hadiah. Ini bukan hanya tentang romansa, kini banyak orang memakai hari libur untuk merayakan persahabatan, keluarga dan rekan kerja, mengubah hari libur menjadi ungkapan penghargaan yang lebih luas.
“Membeli hadiah untuk orang-orang di luar pasangan atau anggota keluarga terus meningkat popularitasnya dan mencerminkan minat konsumen yang semakin meningkat dalam merayakan semua hubungan yang bermakna dalam hidup mereka,” ujar Wakil Presiden Eksekutif Strategi Prosper Insights & Analytics NRF, Phil Rist.