Liputan6.com, Jakarta - Musim mudik selalu menjadi tantangan bagi para perantau yang ingin pulang ke kampung halaman. Tahun ini, para pemudik kembali dihadapkan dengan kemacetan panjang di jalur utama, baik di tol maupun jalan arteri. Kepadatan kendaraan di Tol Trans-Jawa dan jalur Pantura meningkat drastis sejak H-7 Lebaran, menyebabkan perjalanan yang biasanya ditempuh dalam beberapa jam berubah menjadi belasan, bahkan puluhan jam.
Selain kemacetan, lonjakan harga tiket transportasi umum juga menjadi keluhan utama saat musim mudik. Harga tiket pesawat, kereta api, dan bus mengalami kenaikan signifikan, bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normal. Pemudik yang tidak mendapatkan tiket jauh-jauh hari terpaksa mencari alternatif, seperti menyewa kendaraan bersama atau menggunakan kendaraan pribadi, meskipun risiko terjebak macet lebih tinggi.
Namun di sisi lain, infrastruktur yang terus berkembang, seperti jalan tol baru dan jembatan penghubung antar provinsi, turut membantu memperlancar arus lalu lintas dibandingkan beberapa tahun lalu. Di samping itu, layanan transportasi umum juga semakin membaik dengan penambahan rute dan jadwal perjalanan.
Puncak arus mudik kemungkinan akan terjadi antara 28 hingga 30 Maret 2025. Diperkirakan sebanyak 146,48 juta orang akan melakukan mudik Lebaran 2025, dengan mayoritas menggunakan kendaraan pribadi (23%). Puncak arus mudik terjadi pada 28–30 Maret, sementara arus balik diperkirakan pada 5–7 April 2025.
Pemerintah mengantisipasi lonjakan pemudik melalui Operasi Ketupat 2025, yang berlangsung selama 17 hari di wilayah Lampung–Bali dan 14 hari di 28 Polda lainnya mulai 23 Maret. Sebanyak 2.835 posko pengamanan didirikan untuk menjaga kelancaran perjalanan.
Rekayasa lalu lintas seperti ganjil genap, contraflow, dan one way akan diterapkan di jalur utama, termasuk Tol Jakarta-Cikampek. Selain itu, kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi ASN dan karyawan BUMN diharapkan membantu mengurangi kepadatan. Pemerintah juga berkoordinasi dengan daerah untuk mengatasi titik-titik rawan kemacetan.
Pemerintah Sediakan Mudik Gratis
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kembali menggelar program mudik gratis bagi masyarakat yang ingin pulang kampung pada Lebaran 2025. Program ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas serta menekan angka kecelakaan selama musim mudik. Selain Kemenhub, ada pula inisiatif mudik gratis yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Provinsi Jakarta.
Kemenhub menyediakan 520 bus dengan total kapasitas 21.536 penumpang dan 10 truk untuk mengangkut 300 unit sepeda motor. Sementara itu, BUMN menargetkan hingga 100.000 pemudik melalui berbagai perusahaan pelat merah. Pemprov Jakarta turut serta dengan menyediakan 521 bus untuk 22.403 penumpang serta 20 truk bagi 600 unit sepeda motor.
Pendaftaran mudik gratis Kemenhub dilakukan melalui aplikasi Mitra Darat. Peserta wajib memiliki KTP dan Kartu Keluarga (KK), serta melakukan validasi ulang di posko yang telah ditentukan dalam waktu tiga hari setelah pendaftaran online.
Sementara BUMN memiliki mekanisme pendaftaran yang bervariasi, tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Adapun, Pemprov Jakarta membuka pendaftaran secara online melalui situs resmi mudikgratis.jakarta.go.id, dengan prioritas bagi pemegang KTP DKI Jakarta.
Beberapa kota tujuan yang tersedia dalam program mudik gratis ini meliputi wilayah Sumatera seperti Palembang, Lampung, Bengkulu, Padang. Kemudian Jawa Barat, Garut, Tasikmalaya, Cirebon. Jawa Tengah dan Yogyakarta meliputi Solo, Tegal, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Cilacap, Kebumen, dan lainnya. Serta Jawa Timur meliputi Madiun, Surabaya, Malang, Tulungagung, Kediri, dan Jombang.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat menikmati perjalanan mudik dengan lebih aman dan nyaman. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengunjungi situs resmi masing-masing penyelenggara.
Diskon Pesawat
Pemerintah menurunkan harga tiket pesawat kelas ekonomi domestik sebesar 14 persen selama arus mudik dan balik Lebaran 2025, berlaku pada 24 Maret – 7 April 2025. Menhub Dudy Purwagandhi menyatakan kebijakan ini hasil kolaborasi dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan untuk menyediakan transportasi udara yang lebih terjangkau.
Penurunan harga dilakukan melalui dua mekanisme: **indirect variable** (diskon tarif layanan bandara, potongan harga avtur, dan operasional bandara 24 jam) serta direct variable (pengurangan fuel surcharge, diskon tarif layanan penumpang, dan relaksasi pajak). Dengan kebijakan ini, masyarakat bisa menikmati diskon tiket pesawat hingga 14 persen.
Mudik Lebih Awal Lewat Tol Trans Jawa Bisa Dapat Diskon Tarif 20 Persen
Jasa Marga memberikan diskon 20% untuk tarif Tol Trans Jawa selama musim mudik Lebaran 2025 guna mengurangi kepadatan lalu lintas. Diskon berlaku untuk arus mudik dari Jakarta ke Semarang pada 24-28 Maret 2025 dan arus balik dari Semarang ke Jakarta pada 8-10 April 2025.
Selain itu, Jasa Marga menyiapkan rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan oneway sesuai diskresi kepolisian. Peningkatan infrastruktur juga dilakukan, termasuk integrasi teknologi melalui Jasamarga Integrated Digitalmap (JID) dan pengoperasian beberapa ruas tol baru secara fungsional tanpa tarif.
Di rest area, fasilitas ditingkatkan dengan penambahan SPKLU, toilet, pos kesehatan, dan taman bermain anak. Kementerian BUMN menegaskan kesiapan perusahaan BUMN dalam memberikan pelayanan optimal demi kenyamanan masyarakat selama mudik.
Teknologi Membantu Pemudik Lebih Nyaman
Di tengah tantangan mudik, kemajuan teknologi memberikan sedikit kenyamanan bagi pemudik. Aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze menjadi andalan untuk mencari rute alternatif guna menghindari kemacetan. Penggunaan e-toll juga mempercepat transaksi di gerbang tol, mengurangi antrean panjang.
Selain itu, pembelian tiket secara online melalui aplikasi resmi yang memungkinkan pemudik mendapatkan tiket tanpa harus antre di stasiun atau terminal. Sistem ini juga membantu mengurangi calo yang sering mempermainkan harga tiket.