Momen Ramadan dan Lebaran, Ekonomi Indonesia Bakal Tumbuh hingga 5% pada 2025

1 week ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 5,02% pada kuartal IV 2024. Angka tersebut menandai pertumbuhan ekonomi yang cukup solid meskipun di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2024 juga tercatat positif jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Q-to-Q), yakni tumbuh sebesar 0,53%.

Dengan kinerja ekonomi yang mencatat pertumbuhan positif pada akhir 2024, seberapa besar potensi untuk ekonomi domestik mencatat ekspansi pada periode selanjutnya?

Hal ini mengingat momentum Ramadan dan Idul Fitri yang akan mendorong konsumsi masyarakat di kuartal pertama 2025. 

Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual memperkirakan perekonomian Indonesia akan mencatat pertumbuhan yang positif pada 2025, meski penuh dengan tantangan. 

David menilai, kebijakan dan program pemerintah dapat memberikan daya ungkit cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam sesi Mini Studio ‘Market Outlook 2025 di BCA Expoversary 2025, Tangerang, pada 20 Februari 2025, David mengatakan sejumlah sektor seperti properti, transportasi, logistik, makanan, minuman, hingga kemasan diproyeksikan akan terdorong kebijakan pemerintah, sehingga dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional. 

Tak hanya itu, terdapat juga potensi tambahan likuiditas berkat kebijakan Devisa Hasil Ekspor.

"Tentu yang berhubungan dengan properti, perumahan, ini banyak sekali subsektornya yang berkaitan dengan itu, diperkirakan akan bergerak positif. Kemudian ada sektor makanan minuman serta subsektor turunannya, termasuk sektor transportasi, logistik, packaging, kemasan itu juga akan terpengaruh positif," kata David, dikutip Kamis (27/2/2025).

David prediksi, ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh di kisaran 4,8% - 5% pada 2025. 

"Selain keberadaan katalis dari pemerintah, pertumbuhan jumlah penduduk produktif yang rata-rata mencapai 3% per tahun berpotensi berdampak positif bagi perekonomian. Alasannya, karakteristik ekonomi Indonesia adalah consumer driven economy. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk dapat mendorong peningkatan konsumsi, dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi," paparnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |