Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Selasa karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi akibat ketidakpastian seputar rencana tarif Presiden AS Donald Trump mendorong aliran dana safe haven ke emas batangan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (19/2/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 2.931,10 per ons setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.942,70 minggu lalu. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,7% menjadi USD 2.950,6.
“Kami melihat peningkatan permintaan aset safe haven karena sifat pemerintahan Trump yang terganggu dan kami juga memiliki postur grafik yang bullish,” kata Analis Pasar Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Sejak menjabat bulan lalu, Donald Trump dengan cepat menggambar ulang medan perang perdagangan global dengan serangkaian tarif, sementara rencana sudah berjalan untuk menerapkan tarif timbal balik yang luas, yang ditujukan langsung kepada negara mana pun yang mengenakan pajak atas produk AS.
“Pembelian bank sentral juga akan terus memberikan dukungan,” kata Analis Commerzbank dalam sebuah catatan.
Fokus pasar kini beralih ke risalah rapat Federal Reserve AS bulan Januari yang akan dirilis pada hari Rabu untuk petunjuk mengenai lintasan suku bunga bank sentral.
“Jika ekonomi mulai melambat karena tarif perdagangan dan sebagainya, maka kita bisa melihat penurunan suku bunga,” kata Wyckoff.
Emas Batangan
Emas batangan yang merupakan aset safe haven diuntungkan oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi serta cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak menghasilkan bunga.
“Meskipun tren yang lebih luas tetap utuh, risiko penurunan yang lebih dalam tidak dapat diabaikan pada level yang tinggi ini. Agar emas mencapai level tertinggi baru, mungkin diperlukan peningkatan risiko geopolitik, khususnya tentang Ukraina,” kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com .
Sementara harga emas naik, harga perak justru turun 0,2% menjadi USD 32,74 per ons. Harga Platinum naik 0,9% menjadi USD 984,55 dan harga paladium naik 2% menjadi USD 981,61.