Jepang Mulai Lobi AS Soal Tarif Dagang Donald Trump

3 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jepang mengungkapkan telah memulai komunikasi terkait rencana usulan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Pengumuman ini datang menyusul perintah Presiden AS Donald Trump terkait pengenaan tarif impor hingga 25% terhadap impor baja dan aluminium. 

"Kami telah mulai berkomunikasi dengan pihak AS," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi kepada wartawan, dikutip dari Channel News Asia, Senin (17/2/2025).

"Negara kami akan menanggapi dengan tepat sambil memeriksa dengan saksama rincian spesifik dari tindakan yang akan diumumkan di masa mendatang dan dampaknya terhadap negara kami,” tuturnya.

Donald Trump menugaskan tim ekonominya untuk menyusun rencana tarif timbal balik pada setiap negara yang mengenakan pajak impor AS.

Donald Trump mengumumkan akan mengenakan tarif baru 25 persen terhadap impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat pada Senin, 10 Februari 2025. Penerapan itu menambah bea masuk logam yang sudah ada dalam eskalasi besar lainnya seiring perombakan kebijakan perdagangannya.

Mengutip CNBC, kepada wartawan di Air Force One dalam perjalanan ke NFL Super Bowl di New Orleans Trump menuturkan akan mengumumkan tarif timbal balik pada Selasa atau Rabu, yang akan berlaku segera.

Disebutkannya, AS akan menyamakan tarif yang dikenakan oleh negara lain dan ini akan berlaku untuk semua negara.

"Dan sangat sederhana, jika mereka menagih kita, kita menagih mereka,” ujar Trump tentang rencana tarif timbal balik tersebut.

Perluasan Tarif Dagang AS

Selama masa jabatan pertama, Donald Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium. Akan tetapi, kemudian memberikan beberapa mitra dagang kuota bebas bea, termasuk Kanada, Meksiko dan Brasil.

Mantan Presiden AS Joe Biden memperluas kuota ini ke Inggris, Jepang dan Uni Eropa, serta utilitisasi kapasitas pabrik baja AS telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut data pemerintah dan American Iron and Steel Institute, sumber impor baja AS terbesar adalah Kanada, Brasil dan Meksiko diikuti oleh Korea Selatan dan Vietnam.

Dengan selisih yang besar, Kanada adalah pemasok logam aluminium primer terbesar ke AS, yang mencakup 79 persen dari total impor dalam 11 bulan pertama 2024. Meksiko adalah pemasok utama skrap aluminium.

Tarif Rata-Rata Perdagangan AS

Tarif rata-rata tertimbang perdagangan AS adalah sekitar 2,2 persen, menurut data Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) dibandingkan dengan India 12 persen, untuk Brasil 5,1 persen, untuk Vietnam 5,1 persen dan 2,7 persen untuk negara-negara Uni Eropa.

Presiden AS Donald Trump telah lama mengeluh tentang tarif 10 persen Uni Eropa untuk impor mobil yang jauh lebih tinggi daripada tarif mobil AS sebesar 2,5 persen. Ia sering menyatakan Eropa tidak akan mengambil mobil tetapi mengirim jutaan mobil ke barat melintasi Atlantik setiap tahun.

Namun, AS menikmati tarif sebesar 25 persen untuk truk pikap, sumber laba penting bagi produsen mobil Detroit General Motors, Ford dan Stellantis di AS.

Harga Minyak Melemah Terbatas Dipicu Tarif Dagang Donald Trump

Sebelumnya, harga minyak stabil pada perdagangan Kamis, 13 Februari 2025. Harga minyak memangkas koreksi lebih dari 1 persen pada awal sesi perdagangan. Pergerakan harga minyak seiring potensi kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina terus memberikan tekanan ke bawah tetapi harapan tentang jeda tarif baru AS memicu optimisme.

Mengutip CNBC, Jumat (14/2/2025), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup turun 16 sen atau 0,21 persen ke posisi USD 75,02 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (harga minyak WTI) ditutup susut 8 sen atau 0,11 persen menjadi USD 71,29.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Presiden AS Donald Trump berencana mengumumkan tarif timbal balik pada Kamis pekan ini yang dapat ditujukan pada setiap negara yang mengenakan bea atas impor AS.

Namun, pelaku pasar mengatakan memahami jeda penerapan tarif akan memungkinkan negosiasi hingga kuartal kedua.

"Kami melihat pemulihan besar dalam harga tarif yang tidak akan berlaku hingga April. Itu akan memberi waktu untuk negosiasi,” ujar Analis Senior Price Future Group, Phil Flynn.

Harga minyak Brent dan WTI telah turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu,  12 Februari 2025 setelah Donald Trump menuturkan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy ingin berdamai. Donald Trump pun memerintahkan pejabat AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

"Penurunan harga minyak selama 24 jam terakhir tampaknya didorong oleh perubahan dari kekhawatiran pasokan menjadi pasokan yang cukup," ujar Analis UBS Giovanni Staunovo.

Ia menambahkan, beberapa pelaku pasar berharap peningkatan ekspor energi Rusia.

Ekspor minyak Rusia dapat dipertahankan jika solusi untuk paket sanksi AS terbaru ditemukan setelah produksi minyak mentah Rusia sedikit naik bulan lalu. Demikian disampaikan Badan Energi Internasional atau the International Energy Agency (IEA).

Persediaan Minyak Mentah di AS

Analis PVM John Evans menuturkan, berita Ukraina dan data persediaan minyak pada Rabu pekan ini mengimbangi inflasi AS yang lebih tinggi yang dapat mendorong the Federal Reserve (the Fed) untuk mengambil pendekatan hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga pada 2025.

Adapun Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia dan sanksi yang dijatuhkan pada ekspor minyak mentahnya setelah invasi ke Ukraina hampir tiga tahun lalu telah mendukung harga lebih tinggi.

Analis ANZ mengatakan pada Kamis kalau harga minyak turun karena berita tentang potensi perundingan damai karena "optimisme bahwa risiko terhadap pasokan minyak mentah akan berkurang", merujuk pada sanksi AS dan UE.

Meningkatnya persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, juga membebani pasar. Stok minyak mentah AS naik lebih dari yang diharapkan minggu lalu, data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada Rabu.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |