Liputan6.com, Jakarta Iran, negara di Timur Tengah, tengah mempersiapkan rencana besar: memindahkan ibu kotanya dari Teheran yang padat dan berpolusi ke Makran, wilayah pesisir di selatan, dekat Teluk Oman. Keputusan Iran ini diumumkan menyusul berbagai masalah pelik yang dihadapi Teheran, seperti kepadatan penduduk, kekurangan air, polusi udara parah, dan penurunan tanah.
Presiden Masoud Pezeshkian menyebut masalah-masalah ini sulit diatasi, sehingga pemindahan ibu kota dianggap solusi terbaik. Rencana ini diumumkan beberapa waktu belakangan.
Pemindahan ibu kota diharapkan memberikan keuntungan ekonomi dan strategis bagi Iran. Makran memiliki posisi strategis di jalur perdagangan internasional Teluk Oman.
"Makran harus diubah menjadi pusat ekonomi masa depan Iran dan kawasan tersebut," kata Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi dikutip dari AFP, Selasa (18/2/2025).
Dengan menjadikan Makran sebagai pusat perdagangan baru, Iran berharap dapat bersaing dengan pelabuhan besar seperti Dubai dan Gwadar, serta meningkatkan perekonomian dan mengurangi beban logistik yang selama ini terpusat di Teheran. Pemerintah Iran juga berharap rencana pindah Ibu Kota ini dapat mengurangi ketimpangan ekonomi antara pusat dan daerah.
Namun, rencana ambisius ini tidak tanpa tantangan. Biaya yang dibutuhkan diperkirakan mencapai USD 23 miliar hingga USD 100 miliar, atau setara dengan Rp 1.620 triliun. Angka ini memicu perdebatan dan kekhawatiran mengenai kemampuan keuangan Iran.
Selain itu, proses pemindahan diperkirakan memakan waktu hingga 25 tahun, bahkan ada yang memperkirakan lebih dari satu abad. Keamanan dan ketersediaan infrastruktur di Makran juga menjadi perhatian serius, membutuhkan investasi besar untuk membangun infrastruktur yang memadai untuk sebuah ibu kota baru.
Tantangan Membangun Ibu Kota Baru di Makran
Proyek pemindahan ibu kota ini membutuhkan dukungan politik dan konsensus nasional yang kuat. Namun, kritik dan perdebatan masih terjadi di kalangan politikus dan masyarakat.
Selain itu, wilayah Makran juga rentan terhadap perubahan iklim, dengan keterbatasan sumber air menjadi salah satu tantangan utamanya. Semua tantangan ini harus diatasi agar proyek ini dapat berjalan sukses.
Salah satu kendala utama adalah pendanaan. Kisaran biaya yang fantastis, dari USD 23 miliar hingga USD 100 miliar, menimbulkan pertanyaan besar tentang kemampuan Iran untuk membiayai proyek ini. Sumber dana, mekanisme pengalokasian, dan transparansi pengelolaan dana menjadi hal krusial yang perlu dipertimbangkan.
Selain masalah pendanaan, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini juga menjadi tantangan. Estimasi waktu yang mencapai puluhan tahun, bahkan lebih dari satu abad, menunjukkan kompleksitas dan skala besar proyek ini. Perencanaan yang matang dan manajemen proyek yang efektif sangat diperlukan untuk memastikan proyek ini selesai tepat waktu.
Infrastruktur yang memadai juga menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Makran membutuhkan pembangunan infrastruktur yang komprehensif, termasuk jalan raya, bandara, pelabuhan, sistem utilitas, dan fasilitas publik lainnya. Investasi besar dan perencanaan yang cermat sangat penting untuk memastikan tersedianya infrastruktur yang memadai untuk menunjang fungsi ibu kota.