Indeks Kepercayaan Industri RI Melambat, Imbas Perang Tarif

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang ekspansif sebesar 51,90 poin.

Namun, capaian tersebut menandai perlambatan. Pada Maret 2025, IKI Indonesia mencapai 52,3 poin.

"(IKI April 2025) melambat 1,08 poin dibandingkan Maret lalu yang tercatat sebesar 52,98 poin," ungkap Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif dalam Rilis IKI April 2025 yang disiarkan secara daring pada Rabu (30/4/2025).

Febri mengungkapkan, penurunan IKI bulan ini terjadi menyusul kondisi perekonomian global yang dibayangi dampak kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

"Kemudian ada respons dan tanggapan dari berbagai negara. Bagaimana dampaknya pada industri manufaktur dalam negeri, itu kami sampaikan dalam rilis IKI berikut," jelas Febri.

Kontribusi ke PDB

Febri mencatat, selama bulan April 2025 terdapat 20 subsektor industri yang mengalami ekspansi, dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 91,9 persen.

"Subsektor IKI dengan nilai tertinggi pada bulan April 2025 ini adalah industri percetakan dan reproduksi media rekaman serta industri barang galian bukan logam," paparnya.

Sementara itu, sebanyak tiga subsektor tercatat mengalami kontraksi. Ketiga subsektor tersebut yakni industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, lalu industri kayu, barang dari kayu dan gabus, serta industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer.

"Jika melihat dari pesanan baru, penurunan IKI ini juga disebabkan karena penurunan pesanan baru sebesar 4,05 poin, sehingga mengalami kontraksi (besarannya) 49,64 (poin)," Febri menjelaskan.

"Jadi, kira-kira kalau bahasa sederhana, order terhadap industri produksi itu berkurang dan lebih berkurang dibandingkan bulan sebelumnya," tambahnya.

Airlangga Lapor ke Prabowo Sederet Hasil Negosiasi Tarif Impor AS

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto melaporkan hasil negosiasi terkait tarif impor yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia.

Dalam kunjungan delegasi Indonesia ke AS, Airlanggabertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, serta perwakilan dari Kantor Perdagangan AS (US Trade Representative/USTR).

Tak hanya itu, Airlangga juga bertemu denganperwakilan dari perusahaan-perusahaan AS yakni Amazon, Boeing, Microsoft, hingga Google.

"Saya laporkan ke Presiden yang ditawarkan Indonesia secara prinsip melalui surat yang disampaikan 7 dan 9 April mendapatkan apresiasi ke Amerika,” ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

“Surat kita relatif komprehensif, terkait non tarif barrier, dan rencana Indonesia seimbangkan neraca perdagangan," terangnya.

Dalam pertemuan itu, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia ingin perdagangan yang adil atau disebut sebagai 'fair and square.'

Ia lebih lanjut mengatakan, Indonesia menawarkan untuk menyeimbangkan neraca dagang dengan AS.

"Mereka kan neraca perdagangannya sekitar USD 19 miliar, kita berikan lebih dari USD 19,5 miliar. Jual beli langsung USD 19,5 miliar tapi kita ada proyek yang akan dibeli dari AS," bebernya.

Selain itu, Indonesia juga meminta AS memberikan tarif yang lebih adil untuk barang-barang ekspor Indonesia.

"Kita juga mengajukan permintaan untuk tarif yang sifatnya resiprokal artinya untuk komoditas utama Indonesia yang ekspor ke AS. Kami minta tarif kita setara dengan negara lain. Apakah ke Vietnam, Bangladesh, sehingga dengan yang lain kita ada equal level playing field," imbuhnya.

Win-win Solution

"Presiden arahkan apa yang kita tawarkan adalah win-win solution dan kita tidak bedakan satu negara dengan negara lain. Artinya relatif yang kita tawarkan adalah apa yang sedang dilakukan di dalam negeri, salah satunya melakukan deregulasi melalui Satgas yang dibentuk," tambah Airlangga.

Ia menyampaikan, USTR mengapresiasi posisi Indonesia dan niatnya untuk berdialog dan berunding dengan AS.

“Kita juga tanda tangan NDA (Non Disclosure Agreement), artinya yang kita bahas hanya berada di kedua belah pihak, tidak dipublish ke masyarakat atau pihak lain. Secara geopolitik kita dianggap penting oleh Amerika,” katanya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |