Harga Emas Berpotensi Tembus USD 3.450: Sentimen Global dan Teknikal Perkuat Tren Naik

13 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia kembali menunjukkan kekuatan naik (bullish) di awal pekan ini, di tengah situasi geopolitik yang memanas serta kebijakan perdagangan internasional yang semakin proteksionis.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menilai, tekanan geopolitik dan pasar yang menanti keputusan kebijakan moneter justru memunculkan kekuatan beli signifikan, meskipun likuiditas pasar masih tergolong tipis.

“Momentum bullish ini diperkirakan akan terus mendukung kenaikan hingga akhir minggu, bahkan memasuki pekan depan,” jelas Andy dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7/2025).

Secara teknikal, pergerakan harga emas dunia menunjukkan pola yang konsisten membentuk “higher low” dan “higher high”, yang menjadi ciri khas tren naik. Selain itu, posisi Moving Average (MA) jangka pendek yang mulai menembus ke atas MA jangka menengah turut menguatkan sinyal tren bullish.

“Selama tidak ada aksi jual agresif yang menembus level psikologis kunci, potensi rally lanjutan sangat terbuka,” ujar Andy.

Ia menambahkan, keberhasilan MA jangka pendek bertahan di atas MA jangka menengah akan memberikan konfirmasi tambahan bagi pelaku pasar.

Tarif Baru AS dan Ketegangan Global Perkuat Sentimen Safe-Haven

Dari sisi eksternal, sentimen pasar makin dipengaruhi oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengumumkan tarif impor baru mulai 1 Agustus: 50% untuk tembaga serta 25–40% untuk berbagai produk dari sejumlah negara.

Meskipun pelaku pasar disebut mulai mengalami "tariff fatigue", eskalasi tensi dagang tetap mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.

Sementara itu, risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juni menunjukkan bahwa mayoritas pejabat The Fed masih belum mendukung pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Kenaikan tarif dianggap berpotensi menambah tekanan inflasi, membuat pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi paling cepat pada September.

Imbal hasil obligasi yang tinggi menjadi salah satu faktor yang membatasi pergerakan emas karena logam mulia tidak memberikan imbal hasil.Dukungan dari ETF dan Bank Sentral Dunia

Aliran dana investor institusional juga memperkuat posisi emas. Pada Juni 2025, arus dana masuk ke ETF emas di India mencapai rekor tertinggi dalam lima bulan, senilai Rs 2.081 crore (setara USD 247 juta), dengan total Asset Under Management (AUM) mendekati Rs 65.000 crore.

Secara global, bank-bank sentral di kawasan BRICS dan Asia Tenggara mempercepat pembelian emas, yang kini mencakup hampir 20% dari total cadangan devisa internasional. Aksi akumulasi oleh institusi besar ini menjadi fondasi kuat di balik reli harga emas, terutama saat pasar keuangan dilanda ketidakpastian.

Proyeksi Harga dan Arah Jangka Pendek

Dengan perpaduan antara sinyal teknikal yang kuat, kekhawatiran geopolitik, kebijakan tarif agresif, dan dukungan institusi global, harga emas diproyeksikan akan bergerak dalam kisaran USD 3.212 hingga USD 3.450 per troy ounce.

Investor disarankan untuk terus mencermati arah kebijakan moneter The Fed, perkembangan tensi dagang internasional, serta data ekonomi makro global sebagai faktor penentu pergerakan jangka pendek harga emas dunia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |