AS Vs China Makin Panas, Harga Emas Dunia Tembus USD 3.300

2 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Harga emas terus melanjutkan reli rekornya pada Rabu (waktu setempat), menembus level USD 3.300 per ounce. Naiknya harga emas ini seiring pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang mendorong investor beralih ke aset safe haven.

Dikutip dari CNBC, Kamis (17/4/2025), harga emas spot naik 3,1% menjadi USD 3.327,78 per ounce, sementara emas berjangka AS meningkat 3,2% ke USD 3.344,10.

“Emas tetap mendapat dukungan kuat dari pelemahan dolar AS secara luas, ketidakpastian terkait pengumuman tarif, serta kekhawatiran terhadap potensi resesi global,” ujar Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM.

Menurutnya, setelah menembus USD 3.300, pergerakan harga emas akan ditentukan oleh level-level psikologis berikutnya.

“Para pelaku pasar berpotensi mengincar level USD 3.400 hingga USD 3.500 ke atas. Namun, aksi ambil untung atau perkembangan positif dalam hubungan dagang AS-China bisa memicu aksi jual,” tambah Otunuga.

AS dan Tiongkok Memanas Lagi

Ketegangan kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump pada Selasa memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan penerapan tarif terhadap seluruh impor mineral kritis, sebagai bagian dari upaya menekan Tiongkok sekaligus memperkuat industri dalam negeri.

Kondisi ini membuat sentimen pasar global terganggu, memicu arus dana masuk ke aset aman seperti emas. Di sisi lain, nilai tukar dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama dan bertahan dekat posisi terendah dalam tiga tahun terakhir, yang turut meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lain.

Kenaikan Harga Emas

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak hampir USD 700, didorong oleh konflik perdagangan, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral dunia.

Meski demikian, analis memperingatkan potensi koreksi. “Reli harga emas saat ini agak tidak terkendali, sehingga rawan koreksi. Tapi selama lebih dari setahun terakhir, koreksi harga cenderung dangkal karena banyak pelaku pasar siap membeli saat harga melemah,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank.

Sementara itu, investor menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell hari ini untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan suku bunga ke depan.

Donald Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 245%

Gedung Putih mengatakan, China kini hadapi tarif impor hingga 245%. Hal ini sebagai akibat dari tindakan balasannya. Langkah AS itu membawa ketegangan perang dagang yang meningkat antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Mengutip Newsweek, Rabu (16/4/2025), tarif potensial tertinggi dari yang dirilis sebelumnya 145% dan dirujuk dalam lembar fakta yang diterbitkan oleh Gedung Putih pada Selasa malam.

Tarif itu menyertai perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump yang merilis penyelidikan terhadap “risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh ketergantungan AS pada mineral penting olahan impor dan produk turunannya.

Advertisement Prostat yang meradang akan hilang dalam 3 hari! Ikuti anjuran...Selengkapnya Mengutip Anadolu Ajansi, perintah itu juga mencakup penjelasan untuk tarif timbal balik atau resiprokal yang diumumkan pada 2 April.

"China kini menghadapi tarif hingga 245% atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya,” kata Gedung Putih.

"Pada hari pertama, Presiden Trump memulai kebijakan perdagangan America First untuk membuat ekonomi Amerika Serikat hebat lagi,” demikian seperti dikutip.

"Lebih dari 75 negara telah menghubungi untuk membahas kesepakatan perdagangan baru. Akibatnya, tarif yang lebih tinggi secara individual saat ini dihentikan sementara di tengah diskusi ini kecuali untuk China yang membalas,”.

"Beberapa bulan lalu, China melarang ekspor gallium, germanium, antimon, dan material berteknologi tinggi utama lainnya dengan potensi aplikasi militer ke Amerika Serikat,” demikian seperti dikutip.

"Baru pekan ini, China hentikan ekspor enam logam tanah jarang berat, serta magnet tanah jarang untuk memutus pasokan komponen yang penting bagi produsen mobil, produsen kedirgantaraan, perusahaan semikonduktor, dan kontraktor militer di seluruh dunia,” demikian seperti dikutip.

Pernyataan tersebut tidak menjelaskan tarif pasti yang akan dikenakan China, tetapi menyiratkan tarif itu dapat naik hingga 245%.

China telah menaikkan tarif impor barang AS menjadi 125% Jumat pekan lalu sebagai balasan terhadap Trump yang efektif menaikkan tarif AS atas barang-barang China menjadi 145% sambil hentikan sementara pungutan yang direncanakan untuk barang-barang negara lain selama 90 hari.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |