Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir tahun, banyak orang ingin menyelesaikan proyek kreatif mereka atau bahkan memulai resolusi baru. Namun seiring ambisi tersebut, tak jarang mengantarkan mereka pada fase mental blocking kreatif.
Jika berkelanjutan, mental blocking kreatif bukan hanya mengganggu produktifitas, namun juga akan mempengaruhi finansial. Terutama jika individu tersebut bergantung pada kemampuan kreatif atau produktivitas untuk menghasilkan pendapatan.
Beberapa dampak mental blocking kreatif adalah penurunan produktivitas di tempat kerja. Ketidakmampuan untuk berpikir kreatif atau menyelesaikan tugas secara efisien dapat menyebabkan performa kerja yang buruk. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya peluang promosi. Penurunan bonus atau insentif, hingga risiko kehilangan pekerjaan karena dianggap tidak produktif.
Dampak buruk lainnya, prokrastinasi yang menghambat pendapatan. Jika seseorang bekerja secara mandiri (freelancer, wirausaha, atau seniman), mental block dapat memperlambat penyelesaian proyek atau pekerjaan, sehingga mempengaruhi waktu penghasilan masuk. Di sisi lain, diperlukan ongkos tambahan untuk mengatasi mental block.
Mengatasi mental block sering kali memerlukan upaya tambahan. Misalnya seperti konsultasi dengan terapis atau pelatih produktivitas. Investasi dalam kursus atau pelatihan untuk meningkatkan kreativitas. Atau, membeli alat bantu atau sumber daya untuk memotivasi diri, dan ini bisa menjadi pengeluaran ekstra.
Mental block dapat membuat seseorang kehilangan peluang penting, seperti penawaran kerjasama bisnis. Proyek bernilai tinggi yang membutuhkan kreativitas atau inovasi. Bahkan, bisa kehilangan peluang untuk menciptakan produk atau layanan baru yang menghasilkan pendapatan.
Ujung-ujungnya, timbul stres finansial akibat ketidakstabilan pendapatan. Stres akibat mental block sering kali menciptakan efek domino, seperti kesulitan mengatur waktu dan uang. Ketidakstabilan ini dapat memperburuk kondisi mental, sehingga seseorang semakin sulit mengatasi masalahnya.
Jonpey, seorang illustrator dan graphic designer yang terobsesi dengan kesenian percaya bahwa seni dapat menginspirasi dan menghubungkan orang. Saat ini Jonpey sedang menggeluti pekerjaan utama sebagai graphic designer di sebuah perusahaan swasta di Jakarta.
"Tentu semua pekerja kreatif akan mengalami proses (Kebuntuan) seperti ini. Dan ketika berada dalam fase (kebuntuan) ini, rasanya memang menjadi mentok, stuck. Banyak faktornya, seperti jenuh, pengulangan, dan sebagainya," kata Jonpey kepada Liputan6.com, Jumat (20/12/2024).