Studi: Investor Kaya Dongkrak Kepemilikan Emas, 50% Ingin Genggam dalam 12 Bulan

9 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral ternyata bukan satu-satunya yang menarik perhatian signifikan terhadap minat di emas.

Mengutip Kitco, Minggu (6/7/2025), berdasarkan studi HSBC, investor kaya yang memiliki aset USD 100.000 atau Rp 1,61 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.187) juga menunjukkkan peningkatan minat pada logam mulia.

Pada Kamis pekan ini, salah satu bank terbesar di dunia menerbitkan affluent investor snapshot tahunan yang mengungkapkan investor kaya raya telah menggandakan eksposur terhadap aset alternatif termasuk emas.

Pada saat yang sama, investor telah mengurangi alokasi kasnya hampir 40%, terutama di Hong Kong, Meksiko dan Amerika Serikat (AS).

Jika data dijabarkan lebih lanjut, investor kaya meningkatkan eksposur emas menjadi 11%, naik enam poin persentase dari tahun lalu. Demikian pula, kepemilikan kripto naik menjadi 7%, naik tiga poin persentase dari 2024.

Kepemilikan dalam saham dan kredit swasta, real estate berperingkat investasi dan komoditas, contoh lain dari aset alternatif juga naik signifikan.

"Diversifikasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menghadapi ketidakpastian, dan temuan ini menyoroti bagaimana investor kaya membangun portofolio yang lebih terdiversifikasi,” ujar Global Chief Investment Officer of Private Bank and Premier Wealth HSBC, Willem Sels.

Ia menambahkan, terutama peningkatan alokasi untuk aset alternatif mencerminkan  bagaimana investor kaya memanfaatkan peluang akses alternatif mencerminkan bagaimana investor kaya memanfaatkan peluang akses baru terutama ke pasar swasta.

Minat Investor yang Kuat

Laporan itu menyoroti minat investor yang kuat terhadap emas. Berdasarkan survei itu, setengah dari responden menuturkan telah berencana untuk memiliki emas dalam 12 bulan ke depan, dua kali lipat, dua kali lipat dari tingkat kepemilikan saat ini.

Di antara mereka, 41% ingin membeli emas batangan fisik, sementara 28% mempertimbangkan aset emas digital.

Logam kuning juga mendapatkan daya tarik di kalangan investor muda, dengan aset emas token muncul sebagai salah satu produk yang paling diminati pada 2025.

Pasar emas mengalami permintaan investasi yang kuat pada paruh pertama tahun ini. Khususnya, arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas telah mengalami peningkatan terbesar sejak 2020, setelah empat tahun berturut-turut arus keluar.

Harga Emas Dunia

Sebelumnya, harga emas menguat tipis pada perdagangan Jumat, 4 Juli 2025. Harga emas bersiap catat kenaikan kinerja mingguan karena Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak dan belanja Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disahkan di Kongres yang meningkatkan kekhawatiran fiskal.

Mengutip CNBC, Sabtu (5/7/2025), harga emas spot naik 0,1% menjadi USD 3.329,67 per ounce pada pukul 02.21 GMT. Harga emas batangan bertambah 1,7% pada pekan ini. Harga emas berjangka AS melemah tipis 0,1% menjadi USD 3.339,30.

Sementara itu, Undang-Undang Pemotongan Pajak Trump melewati rintangan terakhirnya di Kongres AS pada Kamis pekan ini yang akan mendanai tindakan keras imigrasi menjadikan pemotongan pajak 2017-nya permanen dan memberikan keringanan pajak baru yang dijanjikannya selama kampanye 2024-nya.

“Melalui RUU ini, kita tidak membuat kemajuan apapun dalam menata keuangan kita di AS, jadi dalam jangka panjang, dolar AS akan melemah dan emas akan menguat,” ujar Analis Marex, Edward Meir.

Adapun Kantor Anggaran Kongres yang nonpartisan memprediksi undang-undang tersebut akan menambah USD 3,4 triliun selama satu dekade terhadap utang negara sebesar USD 36,2 triliun.

Sementara itu, data pasar tenaga kerja pada Kamis pekan ini menunjukkan perusahaan-perusahaan AS menambah lebih dari yang diharapkan sebanyak 147.000 pekerjaan pada Juni, dan tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 4,1%, memperkuat argument bagi the Federal Reserve (the Fed) untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Dibayangi Ketidakpastian Geopolitik

Presiden AS Donald Trump mengumumkan surat-surat yang menentukan tarif impor akan mulai dikirimkan pada Jumat, menandakan peralihan dari janji-janji sebelumnya untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan individual.

“Jika Trump sangat bersikeras pada 9 Juli menjadi tanggal yang sangat dekat dan ia memberlakukan tarif ini lagi, dolar AS pasti akan melemah dan kita dapat melihat emas bergerak lebih tinggi,” ujar Meir.

Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan tarif timbal balik sebesar 10%-50%, kemudian mengurangi sebagian besar tarif menjadi 10% hingga 9 Juli untuk memungkinkan negosiasi.

Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil, yang dianggap sebagai aset safe haven selama ketidakpastian geopolitik dan ekonomi cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Di sisi lain, harga perak spot turun 0,5% menjadi USD 36,66 per ounce, platinum naik 0,7% menjadi USD 1.376,67 dan paladium melemah 0,6% menjadi USD 1.130,60.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |