RI Diproyeksi Sumbang Nyaris Rp 6.000 Triliun ke Ekonomi Digital ASEAN di 2030

11 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat potensi besar ekonomi digital Tanah Air. Indonesia sendiri diproyeksikan mampu menyumbang USD 360 miliar atau setara Rp 5.989 triliun ekonomi digital ASEAN pada 2030 mendatang.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Hasan Fawzi menerangkan, perkembangan keuangan digital global sedang meningkat.

"Kalau kita lihat memang secara global kita mengkonfirmasi dunia yang terus bergerak dalam percepatan ekonomi digital," kata Hasan dalam penutupan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia x Indonesia Fintech Summit and Expo 2025, di JICC Senayan, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Dia merujuk pada rilisan data International Data Center Authority (IDCA) yang mencatat ekonomi digital telah berkontribusi lebih dari 15% terhadap produk domestik bruto (PDB) global pada 2024. Indonesia sendiri dinilai punya peran penting untuk kawasan Asia Tenggara.

"Tidak kalah, Indonesia kini tercatat menjadi powerhouse digital ASEAN. Kita menyumbang sekitar 40% dari nilai ekonomi digital di kawasan dan diproyeksikan akan terus meningkat mencapai angka antara 220 sampai 360 miliar USD pada tahun 2030 yang akan datang," tuturnya.

Hasan menegaskan keseriusan Indonesia sebagai bagian ASEAN Digital Economy Framework Agreement. Mengingat lagi, nilai ekonomi digital ASEAN diproyeksi mencapai USD 2 triliun atau sekitar Rp 33.274 triliun pada 2030.

Potensi

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan Indonesia kini menjadi pemimpin utama dalam pengembangan ekonomi digital di kawasan ASEAN.

Berdasarkan data yang disampaikan, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2024 telah mencapai USD 90 miliar, tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

"Indonesia memimpin ekonomi digital ASEAN di tahun 2024 mencapai USD 90 miliar dolar. Kemudian juga akan mencapai USD 360 miliar di tahun 2030," kata Airlangga dalam konferensi pers Perundingan ASEAN DEFA putaran ke -14 di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Capaian tersebut mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi digital nasional yang terus tumbuh pesat di tengah percepatan transformasi digital global. Airlangga, menyampaikan hal tersebut dalam perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Putaran ke-14 yang digelar di Jakarta.

Perkuat Integrasi

Dalam kesempatan itu, ia didampingi oleh Chief Negotiation ASEAN-DEFA dan perwakilan dari ASEAN Secretariat. Pertemuan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat integrasi ekonomi digital di kawasan dan memastikan semua negara anggota dapat menikmati manfaat transformasi digital secara merata.

Pertemuan ini adalah langkah untuk memperkuat integrasi. Pertemuan daripada tim untuk memfinalisasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement yang dilaksanakan di Jakarta selama 4 hari," ujarnya.

Menurut dia, potensi ekonomi digital ASEAN sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 680 juta jiwa. Besarnya populasi dan tingkat penetrasi internet yang tinggi menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pasar digital paling dinamis di dunia.

Proyeksi Naik Empat Kali Lipat pada 2030

Airlangga mengungkapkan, nilai ekonomi digital Indonesia berpotensi melonjak signifikan dalam enam tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi, nilai ekonomi digital nasional akan meningkat hingga USD 360 miliar pada 2030 atau naik empat kali lipat dibanding capaian tahun 2024.

Pertumbuhan ini didorong oleh pesatnya perkembangan e-commerce, fintech, dan sektor jasa digital lainnya yang terus mencatatkan ekspansi.

Airlangga menjelaskan bahwa sektor e-commerce sendiri telah berkontribusi sebesar USD 150 miliar terhadap total nilai ekonomi digital ASEAN.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |