Warren Buffett Segera Wariskan Kekayaan Rp 2.490 Triliun ke Yayasan Anaknya, Ini Alasannya

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder legendaris sekaligus “Oracle of Omaha”, Warren Buffett kembali menarik perhatian dunia bisnis dan keuangan global. Dalam surat Thanksgiving tahunannya, Warren Buffett mengungkapkan rencana untuk mempercepat pemberian harta kekayaannya senilai USD 149 miliar atau atau Rp 2.490 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.715) kepada yayasan milik tiga anaknya.

Langkah ini, menurut Warren Buffett, dilakukan karena mempertimbangkan usia anak-anaknya yang semakin lanjut serta keinginannya agar warisan filantropi tersebut dapat segera dimanfaatkan sepenuhnya sebelum ia menunjuk wali amanat alternatif. Demikian mengutip CNBC, Selasa (11/11/2025).

Meski fokus pada proses donasi, Buffett menegaskan, keputusannya tidak mencerminkan perubahan dalam pandangannya terhadap masa depan Berkshire Hathaway, konglomerasi raksasa yang telah ia pimpin selama hampir enam dekade.

Pada saat yang sama, Buffett juga memberi sinyal kuat tentang dukungannya terhadap penerusnya, Greg Abel, yang akan resmi menggantikannya sebagai CEO Berkshire pada awal tahun baru 2026. Dalam suratnya, Buffett menulis, ia ingin tetap mempertahankan sebagian besar saham “A” miliknya hingga para pemegang saham benar-benar merasa nyaman dengan kepemimpinan Abel.

Menutup suratnya, Buffett memberi pesan optimistis kepada para pemegang saham.

“Harga saham kami akan bergerak tak menentu, terkadang turun hingga 50 persen atau lebih, seperti yang telah terjadi tiga kali dalam 60 tahun di bawah manajemen saat ini,” kata Buffett. “Jangan putus asa; Amerika akan bangkit, begitu pula saham Berkshire.”

Pesan tersebut mencerminkan filosofi klasik Buffett tentang kesabaran, keyakinan pada ekonomi Amerika, dan investasi jangka panjang.

Greg Abel, 63 tahun, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua untuk operasi non-asuransi Berkshire, akan mengambil alih peran CEO dari Buffett yang kini berusia 95 tahun. Meski akan mundur dari jabatan eksekutif, Buffett tetap akan menjabat ketua dewan direksi Berkshire Hathaway untuk beberapa waktu.

"Tingkat kepercayaan diri itu seharusnya tidak butuh waktu lama. Anak-anak saya sudah 100% mendukung Greg, begitu pula para direktur Berkshire," kata Buffett.

"Saya ingin menyimpan sejumlah besar saham ‘A’ sampai para pemegang saham Berkshire merasakan kenyamanan bersama Greg seperti yang telah lama dinikmati oleh Charlie dan saya,” tulis Buffett

Mitra bisnis sekaligus sahabat dekat Buffett, Charlie Munger meninggal dunia dua tahun lalu. Sejak itu, Abel dipandang sebagai sosok paling tepat untuk melanjutkan filosofi investasi konservatif dan nilai jangka panjang yang telah menjadi identitas Berkshire.

Dalam surat tersebut, Buffett mengonfirmasi ada 1.800 lembar saham Berkshire Hathaway kelas A telah dikonversi menjadi 2,7 juta lembar saham kelas B, yang kemudian disumbangkan kepada empat yayasan keluarga: Yayasan Susan Thompson Buffett, Yayasan Sherwood, Yayasan Howard G. Buffett, dan Yayasan NoVo

Total nilai donasi tersebut mencapai lebih dari USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 21,6 triliun. Buffett menegaskan, langkah ini adalah bagian dari percepatan rencana filantropinya yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu, sejalan dengan komitmennya dalam kampanye The Giving Pledge, inisiatif yang mendorong para miliarder dunia untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya demi kemanusiaan.

Buffett: “Saya Masih Merasa Baik dan Bekerja Setiap Hari”

Dalam bagian paling pribadi dari suratnya, Buffett juga membagikan kabar tentang kondisi kesehatannya.

"Yang mengejutkan saya, saya biasanya merasa baik-baik saja. Meskipun saya bergerak lambat dan membaca dengan semakin sulit, saya berada di kantor lima hari seminggu, bekerja dengan orang-orang hebat," tulisnya.

"Saya memang terlambat menua, tetapi begitu muncul, itu tak bisa disangkal,"

Ia menambahkan bahwa meski usia tak lagi muda, semangatnya untuk bekerja tetap tinggi, dan ia akan terus menulis surat Thanksgiving tahunan, sementara Greg Abel akan mengambil alih surat pemegang saham tahunan — tradisi yang dimulai Buffett pada 1965 dan kini dianggap sebagai salah satu dokumen paling berpengaruh di Wall Street.

Buffett memanfaatkan suratnya untuk menegaskan ketahanan finansial Berkshire Hathaway, yang ia sebut sebagai perusahaan dengan peluang paling kecil untuk mengalami bencana besar di dunia bisnis.

"Berkshire memiliki peluang lebih kecil untuk mengalami bencana dahsyat dibandingkan bisnis apa pun yang saya ketahui,” kata dia.

Berkshire kini mencatat rekor kas sebesar USD 381,6 miliar atau sekitar Rp 6.365 triliun hingga akhir September 2025, mencerminkan pendekatan investasi yang disiplin dan kehati-hatian Buffett di tengah pasar saham yang dinilai terlalu mahal.

Laba operasional perusahaan pun naik 34 persen pada kuartal ketiga, didorong oleh kinerja solid dari unit asuransi, energi, dan transportasi. Meski demikian, Buffett mengakui skala besar Berkshire membuat pertumbuhannya sulit menandingi perusahaan yang lebih kecil dan lebih lincah.

Dengan rencana donasi besar dan transisi kepemimpinan yang terencana matang, Warren Buffett menunjukkan bahwa warisan terbesarnya bukan hanya dalam bentuk kekayaan, tetapi juga nilai, integritas, dan kepemimpinan yang menginspirasi generasi investor di seluruh dunia.