Puluhan Tahun Gelap, Desa Hilisebua Kini Nikmati Listrik Lewat Program BPBL

Liputan6.com, Jakarta - Malam di Desa Hilisebua, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, kini tak lagi gelap. Lampu-lampu mulai menyala di rumah warga yang selama puluhan tahun hanya mengandalkan pelita dan lilin. Bagi masyarakat kurang mampu di desa tersebut, kehadiran listrik bukan sekadar fasilitas, melainkan simbol harapan baru.

Salah satu warga, Sugi (59), mengaku tak pernah membayangkan rumahnya bisa diterangi listrik. Bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan membuatnya pasrah menunggu janji terang yang tak kunjung datang. Harapan itu akhirnya terwujud melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

Dengan suara bergetar, Sugi menyampaikan rasa syukurnya usai penyalaan listrik di desanya, Minggu (21/12).

"Kami sangat berterima kasih, listrik ini memang sangat kami butuhkan. Bantuan ini adalah kebaikan yang luar biasa bagi kami rakyat kurang mampu," tuturnya.

Momen haru tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot. Keduanya hadir meninjau langsung penyambungan listrik BPBL di Desa Hilisebua, Kecamatan Sogae’adu.

Kehadiran Wapres Gibran menjadi penegasan komitmen pemerintah dalam mendorong pemerataan pembangunan dan pemenuhan layanan dasar, khususnya akses listrik bagi masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Wapres Gibran menegaskan kunjungannya merupakan bentuk pengawasan langsung agar program pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Kehadiran saya di desa ini untuk memastikan program dalam memenuhi komitmen tersebut berjalan dan manfaat listrik benar-benar dirasakan warga, khususnya untuk menunjang aktivitas rumah tangga, pendidikan anak, serta rasa aman dan kenyamanan. Pemerintah akan terus berupaya semaksimal mungkin memastikan ketersediaan listrik di seluruh wilayah negeri sebagai fondasi peningkatan kualitas hidup dan penguatan kesejahteraan rakyat," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri ESDM Yuliot menyampaikan bahwa BPBL merupakan wujud keadilan sosial sekaligus amanat undang-undang untuk menjamin akses energi bagi masyarakat kurang mampu.

"Dengan BPBL, masyarakat khususnya yang kurang mampu, dapat menikmati akses listrik yang layak tanpa dikenakan biaya apapun, diharapkan taraf hidup masyarakat bisa meningkat dengan kehadiran listrik dan anak-anak bisa belajar pada malam hari," tegas Yuliot.

Program BPBL diharapkan tidak hanya menerangi rumah warga, tetapi juga membuka peluang peningkatan kualitas pendidikan dan aktivitas ekonomi masyarakat desa.

Yuliot menjelaskan, pada tahun 2025 jumlah penerima BPBL di Kabupaten Nias mencapai 467 rumah tangga, dari total 3.500 sambungan rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 2022, penerima BPBL di Nias tercatat 46 rumah tangga, meningkat menjadi 65 rumah tangga pada 2023, kemudian 30 rumah tangga pada 2024. Tahun 2025 menjadi capaian tertinggi sepanjang pelaksanaan program tersebut di wilayah Nias.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, penerima BPBL di Nias tersebar di sejumlah kecamatan, di antaranya Bawolato, Gido, Idanogawo, Botomuzoi, hingga Sogae’adu. Dengan capaian ini, Kabupaten Nias menjadi penerima BPBL terbanyak kedua di Sumatera Utara setelah Kabupaten Tapanuli Utara.

Sementara itu, Bupati Nias Ya’atulo Gulo mengakui masih ada desa yang belum sepenuhnya teraliri listrik. Namun ia menilai perhatian pemerintah pusat telah membawa perubahan nyata.

"Kami berkeyakinan bahwa program ini dapat memberikan akses yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas hidup kepada seluruh masyarakat Kabupaten Nias," pungkasnya.