Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan IV-2024 ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan tahunan (YoY) sebesar 5,02%.
Dari angka tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup solid meskipun di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, sebelumnya memprediksi laju pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 berada di kisaran 4,91% year-on-year (yoy), sedikit lebih rendah dari 4,95% yoy yang tercatat pada kuartal III-2024.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 diperkirakan berkisar 4,91%yoy dari kuartal sebelumnya 4,95%yoy," kata Josua Pardede dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (5/2/2025).
Josua menyebut, salah satu faktor utama yang berkontribusi pada perlambatan ini adalah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan akan tumbuh 4,85% yoy pada kuartal IV-2024, meskipun tetap stabil, jika dibandingkan dengan 4,91% yoy pada kuartal sebelumnya.
Konsumsi rumah tangga yang melambat dapat dilihat dari berbagai indikator ekonomi, di antaranya pertama, perlambatan M2 Uang Beredar.
Pada kuartal IV-2024, M2 uang beredar dalam arti luas diperkirakan hanya tumbuh 4,35% yoy, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 7,19% yoy yang tercatat pada kuartal sebelumnya.
Penjualan Ritel
Kedua, penurunan penjualan ritel. Laju penjualan ritel diperkirakan akan melambat menjadi 1,00% yoy pada kuartal IV-2024, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 4,75% yoy pada kuartal sebelumnya.
Faktor ketiga, yakni penurunan aktivitas transportasi. Pergerakan penumpang di sektor transportasi, baik darat, udara, maupun kereta api, menunjukkan adanya kontraksi yang signifikan.
Misalnya, penurunan jumlah penumpang transportasi udara tercatat mencapai -14,57% yoy, meskipun ada faktor musiman dari liburan Natal dan Tahun Baru.
"Selain itu, berdasarkan data BPS, pergerakan penumpang transportasi darat, udara dan kereta api juga masing-masing terkontraksi -0,12%yoy, -14,57%yoy dan -5.23%yoy sepanjang kuartal IV-2024 sekalipun di akhir tahun terdapat faktor musiman libur Natal dan Tahun Baru," ujarnya.
Keempat, penurunan penjualan otomotif. Penjualan mobil tercatat mengalami penurunan dengan laju 3,77% yoy, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 14,82% yoy pada kuartal sebelumnya.
Hal serupa juga terjadi pada penjualan sepeda motor, yang terkontraksi -3,60% yoy, berbeda dengan 11,96% yoy pada kuartal sebelumnya.