Perjanjian Tarif Mundur, Airlangga Pastikan Tak Ada Ancaman Kenaikan Tarif Dagang dari AS

3 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa tidak ada risiko kenaikan tarif dari Amerika Serikat (AS) lantaran target penandatanganan Agreement on Reciprocal Tariff (ART) mundur dari rencana awal. Hal ini, karena seluruh substansi perjanjian telah rampung dibahas dan disepakati oleh kedua belah pihak.

Airlangga menjelaskan, tenggat waktu yang disepakati merupakan hasil pembahasan intensif sejak 17 hingga 22 Desember. Seluruh materi, baik dari sisi konten maupun kerangka kerja perjanjian, telah disetujui bersama sehingga tidak ada faktor substantif yang berpotensi menghambat proses penandatanganan ART.

"Tenggat waktu itu adalah waktu yang kita sepakati bersama terkait dengan konten ataupun materi itu dalam pembahasan sejak tanggal 17 Desember sampai tanggal 22 hari ini seluruhnya sudah dibahas dan seluruhnya sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Jadi tidak ada lagi faktor yang bisa menghambat penandatanganan daripada ART ini," kata Airlangga dalam Konferensi Pers terkait Perkembangan Kesepakatan Perdagangan Indonesia - Amerika Serikat, secara daring, Selasa (23/12/2025).

Menurut Airlangga, dengan selesainya seluruh pembahasan utama tersebut, pemerintah memastikan tidak ada ruang bagi Amerika Serikat untuk kembali menaikkan tarif terhadap produk Indonesia. Fokus selanjutnya kini hanya pada penyelesaian teknis dan administratif sebelum dokumen resmi ditandatangani.

Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat juga telah menyepakati kerangka waktu lanjutan untuk finalisasi perjanjian ART. Pada minggu kedua Januari 2026, tim teknis dari kedua negara akan kembali menggelar pertemuan untuk proses legal drafting dan pembersihan dokumen (clean up).

Proses teknis tersebut ditargetkan berlangsung selama satu minggu, yakni pada rentang 12 hingga 19 Januari 2026. Airlangga menyebut, tahapan ini bersifat administratif dan tidak menyentuh substansi yang telah disepakati sebelumnya, sehingga diyakini dapat diselesaikan tepat waktu.

"Setelah seluruh proses teknis diselesaikan maka diharapkan sebelum akhir bulan Januari ini akan disiapkan dokumen untuk dapat ditandatangani secara resmi oleh Bapak Presiden Prabowo dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Saat ini pihak Amerika sedang mengatur waktu yang tepat untuk menjana pertemuan antara kedua pemimpin tersebut," jelasnya.

Dampak Strategis bagi Industri

Airlangga menjelaskan, perjanjian ART ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan para pemimpin kedua negara pada 22 Juli lalu, yang menurunkan tarif produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

Selain itu, Indonesia juga memperoleh pengecualian tarif khusus untuk sejumlah produk unggulan seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan kakao. Airlangga menilai kebijakan ini sangat strategis, terutama bagi sektor industri padat karya yang terdampak langsung oleh kebijakan tarif.

"Tentu ini menjadi kabar yang baik terutama bagi industri Indonesia yang terdampak langsung kebijakan tarif, dimana sektor-sektor yang terkena tarif tersebut terutama pandat karya mempekerjakan 5 juta pekerja dan tentunya ini sangat strategis bagi Indonesia," pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |