Naik 200%, Transaksi Sistem Resi Gudang Bappebti pada 2024 Capai Rp 2,87 Triliun

1 week ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tirta Karma Senjaya mengatakan, Bappebti berkomitmen terus meningkatkan kinerja di setiap sektor terkait. Selain itu, Bappebti terus memperkuat Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dengan membentuk harga acuan memasuki 2025. 

“Tahun ini akan menjadi tahun yang tidak mudah dan penuh tantangan. Komitmen Bappebti ini menjadi langkah strategis Bappebti dalam menghadapi berbagai tantangan perdagangan, baik di tataran global maupun dalam negeri dengan capain kinerja 2024 sebagai bahan refleksi dan pijakan,” tegas Tirta dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/1/2025). 

Bappebti juga berkomitmen menyukseskan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk program swasembada pangan, swasembada energi, dan hilirisasi. Selain itu juga tentu menyukseskan tiga program kerja Menteri Perdagangan dalam pengamanan pasar dalam negeri, memperluas pasar ekspor, dan UMKM Bisa Ekspor, yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan produk lokal yang berdaya saing.

Tantangan lain, lanjut Tirta, adalah adanya peralihan kewenangan pengaturan dan pengawasan aset kripto dan derivatif keuangan dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (IAKD), Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto; Derivatif Keuangan yaitu Indeks Saham dan Single Stock dari Bappebti ke OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif (PMDK), dan Bursa Karbon; serta derivatif pasar uang dan pasar valuta asing (PUVA) atau Forex dari Bappebti ke Bank Indonesia. Hal ini membuat Rencana Strategis Bappebti lima tahun ke depan harus dilakukan sedikit refresh dan fokus pada penguatan perdagangan berbasis komoditas.

Tirta menguraikan, sebagai refleksi dan pijakan langkah ke depan, sejumlah capaian Bappebti sepanjang 2024 memberikan optimisme untuk pertumbuhan PBK lebih baik di 2025 dan tahun- tahun mendatang. Dari bidang Sistem Resi Gudang (SRG), pada 2024 terdapat 280 gudang SRG yang tersebar di 29 provinsi (144 kabupaten/kota) di Indonesia.

Nilai transaksi SRG pada 2024 mencapai Rp 2,87 triliun atau naik 202,64 persen dibandingkan dengan 2023 yang mencapai Rp 946 miliar. Pembiayaannya pun mencapai Rp 1,89 triliun atau naik 199,36 persen dibandingkan dengan 2023 yang hanya sebesar Rp 631 miliar.

”Beberapa komoditas SRG yang telah mampu mendorong terjaganya inflasi, antara lain beras, bawang merah, gula, ikan, gabah. Adapun yang mendorong penguatan ekspor nonmigas, antara lain kopi, beras organik, timah, lada, ikan, rumput laut, dan telur ikan terbang,” ungkap Tirta.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |