Liputan6.com, Jakarta Jeju Air 7C2216, penerbangan dari Bangkok menuju Muan, Korea Selatan, mengalami tragedi yang mengejutkan dunia penerbangan. Pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 ini menabrak tanggul beton di ujung landasan pacu Bandara Muan pada 29 Desember, mengakibatkan ledakan besar yang menewaskan 179 orang.
Namun, salah satu misteri besar dalam penyelidikan adalah mengapa perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR), atau yang dikenal sebagai black box, berhenti merekam sekitar empat menit sebelum insiden terjadi.
Penyebab Terhentinya Perekaman Black Box
Dikutip dari AFP, Mingggu (12/1/2024), Kementerian Transportasi Korea Selatan menyatakan bahwa perekaman pada black box terhenti sebelum pesawat menabrak tanggul. Hal ini menimbulkan spekulasi tentang apa yang terjadi di detik-detik terakhir penerbangan.
Data yang hilang ini kini menjadi fokus utama penyelidikan, karena black box seharusnya tetap merekam hingga akhir penerbangan.
Menurut Sim Jai-dong, mantan penyelidik kecelakaan, terhentinya perekaman pada black box Jeju Air menunjukkan kemungkinan terputusnya aliran listrik utama dan cadangan secara bersamaan, situasi yang sangat jarang terjadi dalam penerbangan komersial.
Perekam suara kokpit awalnya dianalisis di Korea Selatan. Ketika data ditemukan hilang, perangkat ini dikirim ke laboratorium Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) di Amerika Serikat untuk investigasi lebih lanjut. Perekam data penerbangan yang rusak juga sedang diperiksa oleh regulator keselamatan AS untuk menemukan petunjuk yang hilang.
Detik-Detik Sebelum Kecelakaan
Sebelum tragedi, pilot melaporkan adanya serangan burung kepada pengawas lalu lintas udara dan menyatakan keadaan darurat.
Dua menit sebelum panggilan Mayday, pengawas memberikan peringatan tentang aktivitas burung di sekitar landasan. Pilot mencoba melakukan prosedur go-around setelah membatalkan pendaratan, tetapi pesawat justru berbelok tajam dan mendekati landasan dari arah berlawanan.
Dalam situasi darurat, pesawat mendarat tanpa menggunakan roda pendarat, menabrak tanggul beton yang berada di ujung landasan pacu.
Ledakan besar terjadi, mengakibatkan kebakaran hebat. Dua awak yang duduk di bagian ekor pesawat Jeju Air berhasil diselamatkan meski dalam kondisi terluka.