Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,03 persen pada 2024. Realisasi pertumbuhan ekonomi itu lebih rendah dari target pemerintah 5,2 persen, meski ada pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, pertumbuhan ekonomi pada 2024 tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global yang menyebabkan turunnya harga komoditas andalan ekspor Indonesia.
"Di tahun 2024 kemarin walaupun ada pemilu maupun pilkada terkait ketidakpastian-nya juga relatif tinggi. Dan ada yang juga bagi Indonesia sangat berpengaruh yaitu harga komoditas yang relatif melandai," kata Airlangga dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2024 di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Meski demikian, dampak dari pelaksanaan pilkada serentak pada 2024, kenaikan UMR, berbagai program diskon belanja online seperti Harbolnas hingga diskon tarif tiket pesawat turut mendorong konsumsi rumah tangga.
BPS mencatat, konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh sebesar 4,94 persen pada 2024 atau lebih tinggi dibanding pada 2023 hanya tumbuh 4,82 persen.
"Yang namanya core inflation masih naik jadi kalau core inflation masih naik berarti daya beli masih oke, dan kita prospek dengan indeks keyakinan konsumen juga yang masih tinggi sehingga itu yang mengatakan bahwa kita masih oke," ujar dia.
Airlangga mengklaim realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 juga relatif lebih baik dengan kapasitas ekonomi yang setara dengan Indonesia hingga negara-negara tetangga lainnya. Seperti Malaysia dan Singapura
"Kita masih lebih tinggi dibanding peers country di Asean seperti Singapura 4,3 persen dan Malaysia 4,8 persen. Dibanding negara lain juga seperti Arab Saudi yang masih 4,4 persen," kata dia.
Hingga 20 September 2024, Kementerian Keuangan melaporkan pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp37,43 triliun untuk mendukung pelaksanaan Pilkada serentak 2024.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengungkapkan, total dana yang disiapkan untuk Pilkada mencapai Rp 37,52 triliun, yang disalurkan melalui Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
Dengan ini, peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat signifikan dalam memastikan suksesnya Pilkada serentak ini.
Dana dari APBN digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, dari persiapan logistik hingga pelaksanaan pemungutan suara.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,03 Persen pada 2024 Berkat Hal Ini
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen. Pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh beberapa komponen yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) negara.
Salah satu pendorong utama adalah konsumsi rumah tangga, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, yakni sebesar 2,60 persen.
"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan sepanjang tahun 2024, konsumsi rumah tangga memberikan sumber pertumbuhan terbesar sepanjang tahun 2024, yaitu 2,60 persen," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A. Widyasanti, dalam konferensi pers, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2024, di Jakarta, Rabu (5/2/2025).
BPS mencatat, bahwa konsumsi rumah tangga terus menjadi motor penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Aktivitas dan mobilitas masyarakat yang meningkat selama tahun 2024 membawa dampak positif terhadap sektor ini.
Salah satu kelompok konsumsi yang mencatatkan kenaikan signifikan adalah sektor transportasi dan komunikasi. Peningkatan jumlah penumpang pada angkutan rel, laut, dan udara menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap jasa transportasi.
"Kelompok konsumsi yang tumbuh tinggi antara lain adalah transportasi dan komunikasi, dimana terlihat mobilitas masyarakat yang meningkat menyebabkan kebutuhan konsumsi terhadap transportasi dan komunikasi juga meningkat," ujarnya.
Selain itu, sektor restoran dan hotel juga turut mengalami pertumbuhan pesat, terutama dipengaruhi oleh lonjakan kegiatan wisata, terutama pada akhir tahun.
"Hal ini seiring dengan meningkatnya kegiatan wisata selama akhir tahun, terutama saat libur sekolah dan libur hari besar keagamaan nasional," jelas Amalia.
PMTB: Investasi yang Meningkat
Komponen lain yang memberikan kontribusi penting terhadap pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2024 adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), yang tercatat tumbuh sebesar 1,43 persen.
Hal ini tercermin dari peningkatan investasi, baik yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Baik sektor pemerintah maupun swasta menunjukkan angka positif dalam realisasi investasi, yang berdampak pada sektor barang modal.
Selain itu, ekspor Indonesia juga menunjukkan perkembangan positif pada 2024. Baik ekspor barang migas maupun non-migas mengalami peningkatan baik dalam nilai maupun volume.
Beberapa komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia, seperti mesin peralatan listrik, nikel, dan alas kaki, tercatat mengalami kenaikan yang signifikan.
Namun, terdapat beberapa komoditas lain yang mengalami peningkatan volume ekspor meskipun nilai ekspornya menurun, seperti bahan bakar mineral, besi baja, dan migas.
"Ekspor jasa juga meningkat, karena disebabkan oleh peningkatan kunjungan wisatawan manca negara," katanya.
Konsumsi Pemerintah
Selain konsumsi rumah tangga dan PMTB, konsumsi pemerintah turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, meskipun dengan kontribusi yang lebih kecil, yakni sebesar 0,48 persen.
Peningkatan pengeluaran pemerintah untuk berbagai kegiatan ekonomi, termasuk program-program sosial dan pembangunan infrastruktur, turut mendukung kestabilan ekonomi nasional.
"Pertumbuhan ekonomi tahun 2024 juga dikontribusikan atau berasal dari komponen PMTB yang memberikan sumber pertumbuhan 1,43 persen dan konsumsi pemerintah yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,48 persen," pungkasnya.