Kilang Pertamina Internasional Kantongi Kredit USD 100 Juta dari Bank UEA untuk Perkuat Modal Kerja

9 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Upaya menjaga kelancaran operasional terus dilakukan oleh Kilang Pertamina Internasional(KPI), salah satunya melalui penguatan struktur pembiayaan. Terbaru, KPI resmi memperoleh fasilitas kredit luar negeri senilai USD 100 juta dari First Abu Dhabi Bank (FAB) Cabang Singapura, salah satu bank terkemuka asal Uni Emirat Arab (UEA).

Direktur Keuangan KPI, Fransetya Hasudungan Hutabarat, menjelaskan bahwa pembiayaan tersebut akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perusahaan. Dana kredit ini ditujukan untuk mendukung pembelian bahan baku seiring dengan meningkatnya utilisasi kilang serta kebutuhan menjaga keandalan pasokan dalam menopang operasional yang terus berkembang.

“Pembiayaan ini akan dimanfaatkan sebagai modal kerja untuk mendukung proses pembelian bahan baku, seiring meningkatnya utilisasi kilang dan kebutuhan perusahaan untuk menjaga keandalan suplai dalam mendukung operasional yang terus berkembang,” ujar Direktur Keuangan KPI Fransetya Hasudungan Hutabarat.

Menurut Fransetya, masuknya fasilitas kredit dari lembaga keuangan internasional memberikan dampak positif bagi perusahaan, baik dalam memperkuat struktur pendanaan global maupun meningkatkan fleksibilitas dalam mengamankan pasokan minyak mentah.

“Dukungan fasilitas pembiayaan dari luar negeri juga mencerminkan pengakuan pasar global terhadap kinerja perusahaan yang semakin kuat, di tengah tantangan industri energi yang kompleks,” ujar Fransetya.

Ia menambahkan bahwa kerja sama pembiayaan ini merupakan bentuk kepercayaan lembaga keuangan global terhadap fundamental dan prospek jangka panjang KPI. Menurutnya, capaian tersebut menjadi pencapaian penting di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.

“Kerja sama ini menunjukkan bahwa KPI dipandang sebagai perusahaan dengan fundamental yang solid dan prospek jangka panjang yang positif. Keberhasilan memperoleh fasilitas kredit dari bank internasional di tengah ketidakpastian geopolitik, volatilitas harga minyak dunia, serta dinamika pasar energi global merupakan pencapaian penting bagi perusahaan,” ujar Fransetya.

Saat ini, pasar energi global masih dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, mulai dari ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yang berpotensi mengganggu stabilitas suplai, fluktuasi harga minyak akibat kebijakan produksi OPEC+, hingga perubahan tren permintaan global dan percepatan transisi energi. Dalam kondisi tersebut, dukungan pembiayaan dari bank UEA dipandang sebagai sinyal positif atas posisi KPI sebagai pelaku utama industri pengolahan minyak yang dipercaya oleh pemberi pinjaman global.

Di sisi lain, tantangan pemenuhan kebutuhan energi nasional juga masih dihadapi Indonesia. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) domestik tercatat masih lebih tinggi dibandingkan kapasitas produksi kilang nasional, sehingga impor BBM masih diperlukan untuk menjaga ketercukupan suplai.

“Dengan meningkatnya utilisasi kilang serta penguatan struktur pembiayaan untuk pengadaan minyak mentah, KPI berperan penting dalam mengoptimalkan produksi BBM domestik, secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap impor, dan mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Fransetya.

Ke depan, KPI menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat infrastruktur pengolahan minyak melalui peningkatan performa operasional kilang, pelaksanaan proyek-proyek strategis, serta kolaborasi dengan mitra global.

“Fasilitas kredit sebesar USD 100 juta dari bank FAB ini menjadi langkah strategis yang akan memperkuat rantai pasok, meningkatkan kapasitas pemrosesan minyak mentah, dan berkontribusi terhadap upaya perusahaan dalam menjaga ketahanan energi Indonesia,” tutup Fransetya.

Sebagai informasi, KPI merupakan anak usaha Pertamina yang menjalankan bisnis pengolahan minyak dan petrokimia dengan mengedepankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen menjalankan Sepuluh Prinsip Universal UNGC sebagai bagian dari strategi operasionalnya. Melalui pendekatan tersebut, KPI menargetkan menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial, serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |