Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia sempat naik pada perdagangan yang sangat bergejolak di hari senin. Namun kemudian, harga minyak ditutup pada level terendah dalam satu bulan karena berakhirnya kontrak dengan harga lebih tinggi.
Penurunan harga minyak mentah ini karena pasar mencerna rencana pengenaan tarif oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Kanada, Meksiko, dan Tiongkok.
Kekhawatiran atas impor dari dua pemasok minyak mentah utama ke AS mendorong harga naik lebih dari USD 1 per barel di awal sesi sebelum Donald Trump menghentikan tarif baru atas Meksiko selama satu bulan. penundaan tarif tersebut karena Meksiko setuju untuk memperkuat perbatasan utaranya untuk membendung aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil.
Mengutip CNBC, Selasa (4/2/2025), harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman April naik 29 sen, atau 0,4%, dari posisi penutupan kontrak pada hari Jumat dan menetap di USD 75,96 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI) naik 63 sen atau 0,9% dan menetap di USD 73,16 per barel.
Harga minyak ini merupakan penutupan terendah untuk Brent sejak 2 Januari. Hal ini terjadi karena kontrak berjangka minyak untuk April lebih rendah setelah berakhirnya kontrak berjangka Maret yang harganya lebih tinggi.
Bea masuk yang diberlakukan Trump terhadap barang-barang dari Meksiko, Kanada, dan Tiongkok pada hari Selasa bisa memicu perang dagang yang dapat menghambat pertumbuhan global dan memicu kembali inflasi.
Tarif impor yang diusulkan mencakup pungutan sebesar 25% terhadap sebagian besar barang dari Meksiko dan Kanada, dengan bea masuk sebesar 10% terhadap impor energi dari Kanada dan bea masuk sebesar 10% terhadap impor Tiongkok.
Analis Barclays Amarpreet Singh dalam sebuah catatan menuliskan bea masuk atas impor energi Kanada kemungkinan akan lebih mengganggu pasar energi domestik daripada bea masuk atas impor Meksiko dan bahkan mungkin kontraproduktif terhadap salah satu tujuan utama presiden - menurunkan biaya energi.
Menurut Departemen Energi AS, Kanada dan Meksiko bersama-sama menyumbang sekitar seperempat dari minyak yang diolah oleh penyuling AS menjadi bahan bakar seperti bensin dan minyak pemanas.