Ekonomi Kreatif Bangkit dari Daerah jadi Fondasi Pertumbuhan Nasional 2025 

2 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi kreatif Indonesia menutup tahun 2025 dengan capaian impresif. Sektor ini bukan hanya melampaui target ekspor dan investasi, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu terungkap dalam Ekraf Annual Report (EAR) 2025, yang digelar di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta. Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyebut kebangkitan ekonomi kreatif merupakan hasil kerja kolaboratif yang dibangun secara sistemik dari pusat hingga daerah.

“Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru yang tumbuh dari daerah dan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi. Data dan kolaborasi yang kuat akan memastikan kebijakan kami tepat sasaran dan berdampak luas,” ujarnya pada acara EAR 2025.

Data yang disampaikan menunjukkan tren pertumbuhan signifikan. Sepanjang Januari–Oktober 2025, ekspor ekonomi kreatif mencapai 26,68 miliar dolar AS atau 11,96% dari ekspor nonmigas nasional. Realisasi investasi hingga triwulan III tercatat Rp132,04 triliun, melampaui target RPJMN 2025, sementara tenaga kerja sektor ini menyerap 27,4 juta orang.

Kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB nasional juga terus menguat. BPS mencatat pada 2024, kontribusinya mencapai Rp1.611,2 triliun atau 7,28%, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Menteri Ekraf, capaian tersebut menegaskan bahwa ekonomi kreatif telah menjadi bagian penting dari visi pembangunan nasional.

“Dalam kurun waktu setahun terakhir, Ekraf mencatatkan kemajuan kelembagaan dengan bertambahnya 19 provinsi dan puluhan kabupaten/kota yang membentuk dinas/komite ekraf. Selain itu, puluhan kerja sama strategis dengan mitra nasional dan internasional telah ditanda tangani. Angka-angka tersebut menjadi bukti ekonomi kreatif mampu menjadi mesin baru pertumbuhan yang di mulai dari darah dan tolok ukur implementasi Asta Ekraf kerangka strategi 8 klaster yang mengarahkan kebijakan dari aspek data, talenta, infrastruktur, hingga komersialisasi kekayaan intelektual,” ujarnya.

Berbagai program telah dijalankan sepanjang 2025 untuk memperkuat peran ekonomi kreatif sebagai akselerator pertumbuhan. Mulai dari Tekoteh, penyusunan Rindekraf 2026–2045, Desa Kreatif, Emak-Emak Matic/GenMatic, hingga Wonder Voice of Indonesia, seluruhnya dirancang untuk membuka akses pasar, memperkuat kapasitas talenta, dan meningkatkan nilai tambah produk kreatif.

Di level internasional, kerja sama strategis juga terus diperluas.

“Di tingkat global, kami terus memperkuat kerja sama internasional, salah satunya melalui MoU dengan Pemerintah Perancis, dalam kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Indonesia,” ujar Menteri Ekraf.

Wakil Menteri Ekraf Irene Umar menambahkan, pengakuan global terhadap pelaku ekonomi kreatif Indonesia menjadi bukti daya saing sektor ini.

“Karena komitmen kita dari awal adalah mempergunakan produk lokal guna mendorong ekonomi kreatif. Dari semua hexahelix yang ada juga harus bareng-bareng mendorong karena produk ekonomi kreatif itu bukan hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara,” ungkapnya.

Sebagai kementerian baru, Kementerian Ekonomi Kreatif juga mencatat prestasi di bidang tata kelola, dengan meraih predikat Informatif Keterbukaan Informasi Publik dari KIP, serta masuk lima besar kementerian baru paling informatif.

Arah Kebijakan Ekonomi Kreatif 2026 

Untuk 2026, Kementerian Ekraf telah menyiapkan Program Strategis Ekonomi Kreatif berbasis empat pilar utama: investasi, ekspor, tenaga kerja, dan pertumbuhan PDB.

Di sektor investasi, pemerintah menyiapkan Ekraf Business Forum internasional, World Conference on Creative Economy (WCCE) 2026, komersialisasi kekayaan intelektual, serta insentif subsektor film, gim, dan aplikasi. Strategi ekspor difokuskan melalui Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK), penguatan identitas produk lewat Creative by Indonesia, dukungan Ekraf Hub, dan insentif subsektor prioritas.

Penguatan SDM dilakukan melalui pelatihan Gen Matic, Emak Matic, pengembangan kreator digital, serta Kreatoriumuntuk memperkuat ekosistem pekerja ekonomi kreatif. Sementara itu, pertumbuhan jangka panjang didukung melalui Perpres Rencana Induk Ekonomi Kreatif 2026–2045, serta program AKTIF, Ruang Kreatif Merah Putih, dan Desa Kreatif.

Sinergi dengan program nasional lintas kementerian seperti Koperasi Desa Merah Putih, MBG, Sekolah Rakyat, dan Sekolah Garuda menegaskan bahwa ekonomi kreatif kini menjadi bagian integral dari pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |